Kabupaten Banyuwangi terus memberi ruang bagi para pelaku seni untuk berkarya. Digelar dengan menjalankan protokol kesehatan, festival musik jalanan ditampilkan dengan apik dalam sebuah event hybrid Festival Musik Jalanan Banyuwangi, Sabtu (27/3).
- 8 Fraksi DPRD Ponorogo Sampaikan Banyak Masukan RAPBD 2023
- Puluhan Diplomat Serap Strategi Pengembangan Pariwisata Banyuwangi
- Difasilitasi Pemprov Jatim, Bupati Ipuk Promosikan Banyuwangi dalam Forum Bisnis
Sepuluh grup musik jalanan asal Banyuwangi bermain menghibur pengunjung di Gesah Kafe, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Mereka menampilkan kepiawaiannya dalam bermusik membawakan berbagai genre musik.
Walaupun peralatan musik yang digunakan sederhana dan non elektrik sebagaimana khas musik jalanan, namun penampilan mereka sangat menghibur para penonton baik yang melihatnya secara langsung maupun dari tayangan sosial media.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memberikan acungan jempol atas kreativitas para pemusik. Ipuk menyemangati para pekerja seni musik ini untuk tetap berkiprah meski di tengah keterbatasan suasana pandemi covid 19.
“Saya bangga dengan para pemusik maupun penyelenggara yang punya kreativitas luar biasa. Pandemi ini memang membuat gerak para seniman terbatas, namun karya tidaklah terbatas. Gelaran festival ini adalah upaya pemkab agar karya tidak terhenti," kata Ipuk.
Pemkab, kata dia, terus mencari terobosan bagaimana seniman tetap bisa manggung. Salah satunya dengan konsep hybrid.
"Kami terus berupaya bagaimana atraksi dan pertunjukan seni bisa tetap digelar, namun di sisi lain kita harus disiplin pada protokol kesehatan covid 19. Maka, teknologi adalah solusinya dengan memanfaatkan berbagai kanal media sosial. Yang jauh tetap bisa nonton," jelasnya.
Yang terpenting, tambah dia, festival yang diselenggarakan hari ini bukan sekedar peristiwa pariwisata, tapi juga membuka akses bagi para musisi jalanan.
"Dan sengaja kita undang pengusaha hotel dan restoran ke festival ini, supaya ke depan juga turut tergerak bersama-sama memberikan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk tampil di tempatnya,” kata Ipuk.
Dalam kesempatan itu para musisi jalanan membawakan berbagai lagu baik berbahasa daerah, Indonesia maupun Inggris. Selain musik pop, mereka juga membawakan musik keroncong dan jazz. Berbagai jenis lagu tersebut dibawakan sesuai kreativitas masing-masing grup.
Seperti penampilan grup Kakus dari Kecamatan Banyuwangi. Grup musik yang biasa tampil di alun-alun Taman Blambangan ini sudah ditunggu penonton. Epeng Sumanjaya, salah satu personil Kakus mengapresiasi pemkab yang telah menggelar festival musik jalanan. Menurutnya, ini menunjukkan pengakuan daerah akan eksistensi mereka.
"Kami berharap terus diberi ruang untuk berkarya agar kita bisa bermusik lebih nyaman," harap Epeng.
Beragam musik terus ditampilkan, di antaranya grup Toyo Arum yang membawakan lagu daerah Lare Using dan Pethetan dengan musik khas Banyuwangi. Grup Sakanca dengan lagu pop Indonesia Biarkanlah dan Kemarin. Grup Paras membawakan lagu Perfect yang berbahasa Inggris dan lagu Lathi.
Sedangkan Grup Bromo membawakan lagu Wes Tatas dan Setasiun Balapan, serta Punakawan. yang menyanyikan Cerita Hampa dan Berita Cuaca.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hadiri Wisuda STINH, Ini Janji Bupati Karna Suswandi Kepada Para Santri
- PSEL Benowo Jadi Pilot Project Nasional
- Ditanggung Pemkab, Usaha Mikro-Kecil Banyuwangi Gratis Ongkir ke Seluruh Indonesia