Sebanyak 53 anak yang mengalami masalah pendidikan dan kesejahteraan sosial berkumpul di rumas dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Anak- anak itu diberi treatmen khusus pembinaan secara psikologis agar mau melanjutkan pendidikannya.
- Hebat, Pelajar SMK PGRI 1 Gresik Mampu Buat Mobil Listrik
- 217 Makalah Dipresentasikan Dalam Pengmas
- Cegah Kekurangan Murid, Pemkot Surabaya Prioritaskan Sekolah Lama di SPMB
Pada kesempatan itu, Risma juga menghadirkan beberapa anak yang dulunya sempat putus sekolah, namun kini telah sukses dan berhasil bekerja di tempat yang lebih baik. Dengan harapan, agar anak-anak putus sekolah ini termotivasi untuk kembali melanjutkan pendidikannya.
"Makanya saya tadi berikan contoh kakak-kakaknya yang sudah pada kuliah, sudah kerja, bisa memberikan semangat ke mereka. Bahwa mereka sebetulnya tidak sendiri punya masalah itu,†ujarnya.
Menurutnya, kebanyakan anak-anak putus sekolah ini menjalani kehidupannya dengan cara mengamen dan bekerja serabutan. Kendati demikian, Risma ingin agar ke depan, anak-anak itu bisa kembali sekolah dan merubah hidupnya menjadi lebih baik.
"Ini ndak bagus kalau kemudian menular ke anak-anak yang lain. Karena itu, kemudian saya harus memotong mata rantai ini, anak-anak itu harus mau sekolah,†tegasnya.
Dalam kesempatan itu, anak-anak ini diberikan kesempatan untuk menulis masalah dan keinginannya pada secarik kertas. Dengan tujuan, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa mengambil langkah ke depan, untuk memberikan intervensi yang pas kepada anak-anak itu.
"Setelah itu kan kita dalami mereka permasalahannya apa, misalkan dia putus sekolah SMP, kemudian kita harus apakah,†terangnya.
Bahkan, Risma mengungkapkan ada salah satu anak yang usianya masih 7 tahun dan selama ini tidak sekolah karena diajak oleh pamannya mengamen. Mengetahui hal itu Risma pun mengambil langkah tegas untuk menjadikannya sebagai anak asuhnya. Nantinya, ia akan dirawat dan disekolahkan oleh Pemkot Surabaya.
"Dia kita ambil, jadi sekarang tinggal di tempat kita. Dia sepertinya dimanfaatkan oleh keluarganya untuk jadi pengemis. Saya tidak mau, saya harus melindungi itu,†pungkasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tak Memuat Pendidikan Pancasila, Ketua MPR Desak Pemerintah Revisi PP 57/2021
- Rasiyo: Sekolah Rakyat Penting untuk Putus Rantai Kemiskinan
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, SDN 601 Ajak Siswanya Berbagi Makanan Sehat ke Masyarakat