Dua "poros" muncul dalam koalisi Parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua ini.
- Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Relawan di Malang Gelar Tasyakuran
- Harlah ke-50, PPP Jatim Napak Tilas ke Makam Pendiri Hingga Ungkap Kembali ke Logo Lama
- PKB Resmi Usung Syahrur Munir Sebagai Calon Bupati Gresik di Pilkada 2024
Menurut Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, Jokowi harus dapat mengendalikan kedua poros ini, atau bakal tak punya kendali sama sekali.
Tantangan Jokowi akan lebih berat karena harus bernegosiasi dengan dua kekuatan politik pendukungnya yang bersitegang. Jokowi diprediksi tidak punya kendali penuh atas koalisinya jika dua poros itu terus bermanuver.
"Jokowi tidak akan punya kendali penuh, karena soal-soal koalisi ditentukan oleh adanya tokoh luar," kata Arya dilansir Kantor Berita RMOL, Jumat (26/7).
Arya menilai manuver politik yang sudah terjadi akan semakin liar. Karena itu Jokowi mesti cepat mengambil alih situasi.
"Ada pertemuan ini, pertemuan itu. Sekarang Pak Jokowi harus ambil alih. Siapa yang diajak, siapa yang enggak. Dengan begitu wibawa Jokowi sebagai presiden akan dilihat oleh partai koalisi," sarannya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Supaya Tidak Dibegal Lagi, Golkar Jangan Pilih Ketum Dari Pejabat Pemerintah
- Kader PDIP Dukung Prabowo, Gerindra Heran kok Partai Lain yang Disalahkan
- Tolak Kenaikan Biaya Haji 2024, Golkar Minta Tetap Rp90 Juta