Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Priyo Iswanto, mengundang pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di bidang perkebunan kepala sawit di Kolombia. Urusan keamanan di negara ini, kata Priyo, tidak lagi seperti dicitrakan selama ini. Kolombia, kata Priyo, aman.
- Disoal, Penyaluran Bantuan BPDPKS Kental Bermuatan Nepotisme
- Rencana Mengganti Bahan Bakar Fosil ke Sawit Butuh Keseriusan Menjaga Lingkungan
- Memperbaiki Pembentukan Harga TBS Sawit
“Di sini tersedia lahan yang mencukupi tanpa perlu merusak hutan. Dan yang terpenting, negara ini aman, tidak seperti yang dicitrakan selama ini,” kata Priyo, dilansir dari Kantor Berita RMOL Aceh, dalam diskusi World View di rmol.id, Rabu, 15 Oktober 2020.
Ada banyak faktor yang layak dipertimbangkan pengusaha Indonesia untuk menggarap sawit di Kolombia. Pertama adalah tingkat kebutuhan minyak nabati dunia yang terus meningkat. Sementara negara-negara produsen minyak kelapa sawit kini menghadapi keterbatasan lahan.
Bahkan minyak kelapa sawit asal Indonesia ditolak masuk ke Eropa karena dinilai merusak hutan. Namun di Kolombia, tidak ada hutan yang akan dirusak untuk menanam sawit. Saat ini, kata Priyo, tersedia sekitar 40 juta hektare lahan sawit. 23 juta hektare di antaranya siap ditanami.
Sementara Kolombia juga kelimpungan menghadapi permintaan dari negara-negara di Amerika Latin. Berharap pada minyak kelapa sawit asal Indonesia terlalu jauh. Ceruk ini dapat diisi oleh pengusaha Indonesia dengan berinvestasi kepala sawit di Kolombia.
“Di Kolombia, pola tanam sama dengan di Indonesia. Mengapa sawit dari Kolombia lebih ramah lingkungan, karena mereka menanaminya di lahan rumput atau savana. Jadi tidak ada hutan yang dirusak,” kata Priyo.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkab Serius Bahas Kemudahan Investasi di Madiun
- Jatim Siap Tarik Investasi, Emil Dardak: Iklim Usaha Harus Kondusif!
- Rakorwil HKI Jatim di SIER, Tekankan Pentingnya Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif di Indonesia