Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian menjelaskan kejadian yang dialami muslim Uighur di Xinjiang dan bagaimana kebijakan Tiongkok terhadap mereka.
- Gerindra Sebut Dua Parpol akan Gabung KIR
- Diduga Ada Kekuatan Mafia Vaksin Hingga Pemerintah Abaikan Putusan MA
- Partai Pengusung Anies Baswedan Diminta Meniru Kenegarawanan Surya Paloh
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Dubes Qian menegaskan, semua masyarakat Tiongkok dari berbagai suku termasuk Uighur memiliki kebebasan dalam beragama.
Menurutnya, persoalan di Xinjiang adalah persoalan separatisme. Ada sekelompok orang yang memiliki rencana untuk membuat Xinjiang berpisah dengan Tiongkok.
Terkait dengan kelompok-kelompok separatis, Tiongkok mengambil beberapa langkah kebijakan. Di antaranya mengadakan program pendidikan dan vokasi sehingga mereka memiliki keterampilan untuk mendapatkan kerja.
"Dan mendapatkan pendapatan yang stabil," lanjut Dubes Qian.
Dia mengklaim, program tersebut sukses karena banyak orang yang masuk program pendidikan tersebut memiliki keterampilan dan memperoleh gaji.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirof menyatakan jika digandeng, PBNU siap menjadi mediator persoalan antara pemerintah Tiongkok dan muslim Uighur.
Terkait persoalan di Uighur, menurut Said itu akan jadi persoalan domestik jika terkait separatisme yang bersifat politik. Sehingga, katanya, dunia internasional tidak bisa ikut campur.
Namun ditegaskannya, jika berkaitan dengan agama Islam dan kebebasan muslim Uighur melaksanakan ajaran agamanya terkekang, maka itu menjadi persoalan muslim sedunia.
"NU akan ikut dan terus bersuara jika persoalan muslim Uighur-China adalah persoalan agama," demikian Kiai Said sapaan akrabnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sowan ke Ngarso Dalem, Ganjar Diberi Banyak Wejangan Sri Sultan HB X
- Bisa Dijerat Pidana, Mahfud MD Kembali Ingatkan Obligor BLBI
- PPKM Berakhir Hari Ini, Pemerintah Diminta Jujur Soal Kondisi Kesehatan dan Ekonomi