Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menegaskan, Partai Gerindra tidak pernah menginisiasi gerakan 2019 presiden baru dan ganti presiden 2019.
- Atas Undangan Zelensky, Vokalis dan Gitaris Band U2 Hibur Pengungsi di Stasiun Khreshchatyk
- Prank Sumbangan 2 T, Publik Perlu Mencontoh Keteladanan NU dan Muhammadiyah yang Jauh Dari Sensasi
- Firli Bahuri Ingatkan Ratusan Kepala Daerah Tujuan Negara Terbebas dari Korupsi
Kata dia, gerakan ini muncul alami dari masyarakat yang tidak menginginkan Jokowi melanjutkan kepemimpinan untuk dua periode. Arief mengatakan, elektabilitas yang disajikan lembaga survei tidak bisa jadi dasar untuk Jokowi melanjutkan kepemimpinan. Arief melihat elektabilitas yang disajikan seperti elektabilitas jadi-jadian.
"Lembaga survei saat ini lebih menjadi alat propaganda dan alat memframing bagi Jokowi dan seakan-akan masih diinginkan menjabat lagi. Padahal fakta antara elektabilitas Jokowi dengan kinerja pemerintahannya tidak simetris," katanya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/4/2018).
Arief mencontohkan pemicu munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap Jokowi. Antara lain pengangguran makin meningkat sedangkan tenaga kerja asing di Indonesia dari hari ke hari meningkat pesat, daya beli masyarakat makin menurun dan PHK dimana-mana.
Kemudian, naiknya harga beras dan tarif dasar listrik dibarengi tergerusnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta menumpuknya hutang hingga tiga kali lipat.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Sumut Doakan AHY jadi Presiden 2024, Ini Alasannya
- DPR Berharap Kapolri Segera Tindakjanjuti Sebaran “Kaisar Sambo dan Konsorsium 303”
- Muncul Poster Bakal Calon Walikota Probolinggo Jalur Independen