Kekerasan fisik yang diduga dilakukan IST oknum guru matematika di SDN Simomulyo I Surabaya tak hanya dialami oleh anak dari Polisi Polrestabes Surabaya dan Polres Gresik saja. Ternyata ada wali murid mengaku jika anaknya juga ditampar oleh oknum guru yang sama.
- 97 Ribu Anak Terinfeksi Virus Corona Dalam Dua Pekan, Masih Berfikir Sekolah Akan Dibuka?
- Dispendik Surabaya Yakin Sekolah Negeri Tak Akan Langgar Aturan dalam PPDB
- Gelar Disdik Award 2023, Cara Dinas Pendidikan Dukung Visi Misi Bupati Bondowoso
"Kalau nggak ditanya nggak cerita. Kejadian dua kali, pada Selasa dan Kamis, pekan lalu. Pengakuan anak saya ditampar di bagian pipinya. Alasannya salah mengerjakan tugas," kata Siswoyo dikutip Kantor Berita kepada wartawan, Rabu (24/7).
Siswoyo juga menuturkan jika apa yang dilakukan oleh oknum guru tersebut tidaklah wajar. Sebab hanya karena salah dalam mengerjakan tugas lalu main tampar.
"Kalau saya lihat di tugas-tugas anak saya, salahnya hanya satu dan dua saja. Takutnya nanti berdampak kepada psikologis anak saya," ungkapnya.
Siswoyo juga menyampaikan setelah insiden tersebut anaknya enggan masuk sekolah karena takut mengalami hal yang serupa.
"Waktu saya tanya kenapa kok nggak masuk sekolah. Ya takut yah masak tiga kali," kata Siswoyo menirukan perkataan anaknya.
Usai mendapatkan mediasi dengan pihak sekolah, hari ini, anaknya kembali masuk sekolah setelah didampingi ayahanya.
"Tadi masih ragu masuk. Kayak iya kayak tidak. Tadi saya bilang jika guru tersebut tidak lagi mengajar anak saya mau berangkat ke sekolah. Tadi juga tidak langsung belajar di kelas, tapi di ruang perpustakaan katanya ada bimbingan," ungkap Siswoyo.
Siswoyo dan juga wali murid lain yang anaknya menjadi korban, ingin bertemu dengan oknum guru tersebut untuk mendapatkan klarifikasi.
"Saya sebenarnya ingin bertemu dengan yang bersangkutan, apa motivasi guru tersebut melakukan hal itu. Tapi sampai sekarang belum bisa ketemu. Dari para wali murid yang anaknya menjadi korban kekerasan, belum ada yang mengenal guru yang bersangkutan tersebut," sambung Siswoyo.
Atas kejadian ini, Siswoyo berharap agar oknum guru tersebut mendapatkan hukuman dari Dinas Pendidikan.
"Harapannya dimutasi aja dari sekolah sini, karena kasihan nanti ada korban lagi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dugaan kekerasan fisik dalam dunia pendidikan itu diungkap oleh dua istri Polisi yang anak sekolah di SDN Simomulyo I, yakni Sulistyaningtyas Utami dan Anggi Paramitha.
Sulistyaningtyas mengaku anaknya dicubit hingga menimbulkan luka memar dan berbekas dibagian tangan kanannya. Sedangkan Anggie mengungkapkan, peristiwa kekerasan tersebut menyebabkan anaknya takut masuk sekolah karena trauma.
Kasus ini sudah ditangani oleh Dispendik Kota Surabaya. Bahkan Kadispendik Surabaya, Ikhsan telah meminta maaf. Namun Ikhsan mengklaim tidak ada pemukulan dan penamparan terhadap murid.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- 6 Profesor Masuk Bursa Bakal Calon Rektor UIN KHAS Jember Periode 2023-2027
- Dukung Penerapan Kampus Merdeka, SIER Kolaborasi dengan Universitas Jember
- Mensos Gus Ipul Pastikan Sekolah Rakyat di Mojokerto Berjalan Tahun Ini