Garuda Sudah Bangkrut, Meski Ditutup dan Semua Aset Dijual Tak Cukup Bayar Utang

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) memiliki utang hingga Rp125 triliun. Namun Kementerian BUMN kecil kemungkinan menutupnya.


Menurut pegiat media sosial Daniel Christian Tarigan melalui video singkat di akun Instagram pribadinya yang dikutip Sabtu (21/12), apabila hari ini Garuda Indonesia ditutup dan seluruh asetnya dijual untuk membayar utang sama sekali tidak cukup, karena secara teknis Garuda sudah bangkrut.

"Satu-satunya yang membuat Garuda tidak bangkrut ya karena memang pemerintah tidak mau Garuda bangkrut," kata Daniel sebagaimana dimuat RMOL.

Daniel memberikan gambaran bahwa per Juni 2024 total aset Garuda pada kurs Rp15.800 sekitar Rp103 triliun, sementara utangnya mencapai Rp125 triliun.

"Artinya Garuda sudah tidak ada modal sama sekali. Bahasa kerennya di keuangan negatif equity alias modalnya habis dimakan utang," kata Daniel.

Padahal, kata Daniel, Menteri BUMN Erick Thohir berkeinginan menutup BUMN yang merugi. Lalu kenapa tidak dilakukan terhadap Garuda?

"Karena Garuda memiliki utang yang sangat besar kepada masyarakat dan BUMN lain," ungkap Daniel.

Menurut Daniel, utang Garuda ke PT Pertamina mencapai  Rp4,8 triliun, utang bank pelat merah Rp9,2 triliun, utang kepada masyarakat Rp4,9 triliun dalam bentuk tiket yang belum dipakai, dan obligasi Rp10,4 triliun.

"Jadi oknum-oknum Garuda bisa korupsi dengan nyaman karena mereka sangat yakin Garuda tidak akan ditutup pemerintah," pungkas Daniel.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news