Anggota fraksi Gerindra DPRD Jawa Timur Budiono meminta Pemprov Jawa Timur tidak panik dengan hasil riset tentang telur mengandung dioxin, yang ramai diberitakan akhir-akhir ini. Pasalnya, telur yang terpapar dioxin itu skalanya sangat kecil dan tidak beredar di pasaran karena dari ayam liar yang dilepas pemiliknya.
- Gara-gara Bunyi Klakson, Dua Pemuda Dikeroyok Oknum Pesilat
- Cegah Terorisme, Bupati Kediri Tumbuhkan Deradikalisasi
- Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto: Fathur Rozi Tetap Jabat Kadis PMD Meski Jadi Pj Sekda Bondowoso
Menurut dia, selama ini, telur yang dikonsumsi masyarakat sebagaian besar berasal dari ayam petelur yang dikandangkan dengan memberikan pakan buatan pabrikan. Dari hasil pantauannya, kata Budiono, ramainya pemberitaan akhir-akhir itu tidak mengurangi masyarakat untuk mengkonsumsi telur.
"Seperti sekarang ini saya melihat di warung STMJ konsumsi masyarakat terhadap telur juga sangat tinggi," kata anggota komisi E DPRD Jatim itu.
Dikatakan Budiono, yang harus dilakuan Pemprov Jatim saat ini seharusnya fokus bagaimana menangani masuknya sampah plastik impor. Pasalnya, sampah tersebut sudah terbukti bocor dan beredar di masyarakat, salah satunya digunakan sebagai bahan bakar pabrik tahu.
"Saya sarankan fokus menangani sampah plastik yang masih beredar di Jatim," tambahnya.
Seperti diberitakan, hasil penelitian IPEN menyatakan bahwa telur di dua desa yakni Bangun kecamatan Pungging kabupaten Mojokerto dan desa Tropodo kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo mengandung paparan dioxin dalam jumlah tinggi. Diduga, ayam kampung yang bertelur itu terpapar dioxin karena memakan limbah pabrik tahu yang menggunakan bahan bakar plastik.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Didukung Penuh Bupati Mas Dhito, Atlet Disabilitas Kediri Makin Termotivasi Torehkan Prestasi
- Akibat Gempa, Tembok Parkir TP 6 Retak, Sejumlah Mall Pakuwon Grup di Surabaya Sempat Ditutup
- Wali Kota Eri Minta Camat-Lurah Laporkan Wilayahnya yang Belum Teraliri PDAM