Tasawuf dapat hadir sebagai gerakan perlawanan pembebasan dan pembaharuan dari masa ke masa. Sejarah membuktikannya.
- Buka Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Daerah, Gubernur Khofifah: Bahasa Mengajarkan Nilai Kehidupan dan Peradaban
- XLFL Terpilih Mengisi Kuliah Kepemimpinan di FISIPOL UGM
- Eri Cahyadi Raih Gelar Doktor di Unair dengan Predikat Cumlaude
Demikian dikatakan Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Ketua STF Al-Farabi, KH. Ach Dhofir Zuhry saat menghadiri Sidang Senat Terbuka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fithrah dalam rangka Wisuda Sarjana Strata 1 ke-8, dikutip Kantor Berita , Sabtu (19/10).
Lebih lanjut, Gus Dhofir begitu ia akrab disapa, mencontohkan seperti yang dilakukan oleh al-Hallaj terhadap al-Muqtadir Billah yang korup, Walisongo terhadap arogansi Majapahit, walaupun tidak dilakukan secara langsung, atau misalnya perlawanan para kiai terhadap kezaliman penjajah.
Pesan pembebasan tasawuf itu ke siapa? Menurutnya, yang dibebaskan adalah kaum mustad’afin dan pemikiran yang jumud. Itulah menurutnya ciri khas tasawuf sebagai gerakan perlawanan pembebasan dan pembaharuan.
Kebudayaan biasa menjadi media bagi tasawuf untuk melakukan pembebasan-pembebasan tersebut. Sehinga gerakan tasawuf mudah diterima walaupun kadang menimbulkan resistensi dengan kekuasaan.[isa/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tahap Penyaringan, Satu Bakal Calon Rektor Unej Dinyatakan Gugur
- 217 Makalah Dipresentasikan Dalam Pengmas
- Supaya Anak Didiknya Bisa Tetap Belajar, Siti Huroirohmatin Rela Berkeliling Terminal dan Pasar