RMOLBanten. Puluhan aparatur sipil negara (ASN) disejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Banten mengalami hambatan pada saat melakukan absensi pemindaian wajah dikantornya.
- Pemkab Lamongan Ajak Masyarakat Tingkatkan Perekonomian Melalui Gerakan 'Ayo Ditumbansi'
- Proyeksi PAD Turun, Komisi III DPRD Banyuwangi Panggil SKPD Penghasil
- Siloam Hospital Surabaya dan BPJS Ketenagakerjaan Berikan Perlindungan Untuk Pekerja Rentan
Kasubid Informasi Data dan Kepegawaian pada BKD Banten, Dian Herdiana, Senin (9/7) membenarkan adanya absensi pemindaian yang tidak terbaca oleh mesin elektronik.
"Ada sekitar 27 orang pegawai yang datang dan menelpon kekita, bahwa absensi pemindaian wajahnya tidak bisa terbaca saat dilakukan," katanya.
Dian menjelaskan, penyebab pemindaian wajah yang tidak bisa terbaca, ada beberapa faktor, salah satunya adalah usia.
"Biometrik wajah ini dilakukan pada seputar mata dan alis. Kebanyakan yang tiak terbaca adalah pegawai senior (menjelang pensiun), dan ibu-ibu yang merubah pola alis. Tapi ada juga karena pemakaian jilbab. Pada saat perekaman awal jilbabnya pada posisi pelipis kening tidak terlalu lebar, dan sekarang posisinya rapat atau mengecil. Itu bisa juga tidak terbaca," ungkapnya.
Salah seorang pegawai dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Banten, Ucung Budi Suryana, mengaku dirinya tidak bisa melakukan absensi. Menurut dia, mesin daftar hadir yang ada dikantornya tidak memberikan signal.
"Biasanya kan pakai sidik jari, tapi setelah diberlakukan harus pemindaian wajah, pada saat absen pagi tadi tidak kebaca. Makanya saya datang ke BKD sekarang," kata Ucung yang bertugas di Samsat Malingping ini. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kukuhkan Anggota TPPS, Wali Kota Eri Fokus Pendampingan Stunting Komorbid
- Di Kabupaten Probolinggo, Hewan yang Dikurbankan Capai 6 Ribu Ekor Lebih
- Jadi Anggota GNLC Pertama di RI, Surabaya Siap Berbagi Praktik Terbaik dalam Konferensi UNESCO