Kekayaan jaksa penuntut terdakwa penyiram air keras terhadap Penyidik Senior KPK Novel Baswedan, Fredrik Adhar, sangat fantastis.
- Berkontribusi Nyata untuk Perempuan dan Anak, Khofifah Terima Penghargaan di Puncak Peringatan Hari Ibu
- Ahli Epidemiologi Minta Mahfud MD Jangan Jadikan Kasus Corona Jakarta Pembenaran Pilkada Aman
- PDIP Dua Kali Usung Calon dari Luar Trah Soekarno, Saatnya Puan Maharani Unjuk Gigi jadi Capres
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara (LHKPN) Fredrik memiliki harta dengan total nilai Rp 5,8 miliar.
Sebelumnya Fredrik bersama sejumlah rekannya sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) hanya menuntut Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis 1 tahun kurungan penjara. Tuntutan ini dianggap aneh oleh banyak pihak.
Menanggapi harta Fredrik, eks Ketua KPK Abraham Samad menilai, persoalan harta kekayaan Fredrik adalah bagian dari urusan lembaga antirasuah.
"Saya tidak terlalu tahu ya (besaran nilai total harta Fredrik), karena saya tidak melihat LHKPN-nya. Tapi saya pikir masalah harta itu kan harusnya KPK yang lebih tahu," ungkap Abraham Samad dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (16/6).
Abraham Samad menegaskan bahwa penilaian wajar atau tidaknya besaran LHKPN Fredrik menjadi kewenangan KPK.
"Jadi KPK yang lebih tau, KPK yang bisa menjustifikasi wajar atau tidak hartanya itu," ucapnya.
Namun saat ditanya, apakah dirinya mendorong KPK untuk menelusuri LHKPN Fredrik, Abraham Samad enggan menjawab secara eksplisit. Ia menyerahkan hal itu kepada lembaga antirasuah yang tengah dipimpin Firli Bahuri itu.
"Jadi silahkan KPK melakukan penelitianlah. Kalau itu saya enggak tau, karena saya sudah tidak di KPK. Itu KPK punya kewenangan, KPK sendiri yang bisa memutuskan apakah perlu dilakukan penelitian atau enggak," tuturnya.
"Karena kan dia (KPK) yang tahu darimana sumber-sumber kekayaannya (Fredrik). Kalau saya kan di luar, LHKPN itu kan disetorkan di KPK, jadi pertanyaan itu cocoknya ke orang KPK," pungkas Abraham Samad seraya tertawa.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anies Baswedan: Bila Ada yang Khawatir Kehilangan Kekuasaan Maka Dia Tidak Paham Prinsip Demokrasi
- Sudah Monitor, Densus 88 Tengah Dalami Pawai Khilafatul Muslimin yang Viral di Medsos
- Mesin Partai Demokrat Kompak Bergerak Menangkan Khofifah-Emil Di Pilgub Jatim