Ini Permintaan Komunitas Penghayat Banyuwangi di Depan Bakal Cabup Gus Ali Makki

Pertemuan bakal Cabup Banyuwangi Gus Ali Makki bersama para tokoh penghayat di Bumi Blambangan/ist
Pertemuan bakal Cabup Banyuwangi Gus Ali Makki bersama para tokoh penghayat di Bumi Blambangan/ist

Pertemuan demi pertemuan terus dilakukan bakal Calon Bupati (Cabup) Banyuwangi, KH Moh. Ali Makki Zaini. 


Teranyar, Gus Ali Makki sapaan akrabnya menjumpai tokoh-tokoh aliran kepercayaan (penghayat).

Pasangan calon Ali Makki dan Ali Ruchi yang kemudian populer dengan sebutan Paslon Ali-Ali ini, tiada henti menemui kelompok-kelompok masyarakat, setiap hari. Bahkan, jauh hari sebelum mendaftar ke KPU Banyuwangi, mohon doa restu.

Sejumlah tokoh dari komunitas penghayat telah berkumpul di rumah Daironi, warga Dusun Krajan, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar.

Sebanyak 23 kelompok penghayat itu, tergabung dalam Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Banyuwangi, pada Selasa (17/08/2024) malam. Mereka mengungkapkan sejumlah permintaan.

Di antaranya, perhatian pemerintah terhadap keberadaan kelompok-kelompok penghayat yang selama ini dinilai minim. Hingga perlakuan diskriminatif yang diterima kala menjalankan keyakinannya. Belum lagi, dikotomi minoritas dengan mayoritas.

Merespon hal itu, Gus Ali Makki, mengajak seluruh elemen masyarakat secara bersama-sama meniadakan dikotomi pada umat beragama. Sebab, memeluk agama dan beribadah menurut agama serta meyakini kepercayaan dilindungi oleh Undang-undang.

“Mari bersama-sama membangun Banyuwangi, karena membangun itu kami tidak bisa sendiri harus ada (aliran kepercayaan) Sapto Darmo, para penghayat dan inilah Indonesia. Banyuwangi adalah miniatur Indonesia," tegas Gus Makki, dikutip Rabu (18/08).

Tak hanya itu, Gus Makki pun berujar, menyatakan komitmen di hadapan tokoh penghayat untuk mengakomodir tagihan listrik dan tempat suci seluruh agama dan aliran kepercayaan di tanggung oleh pemerintah daerah.

“Dalam satu tahun dari hitungan kami masih dalam tahap aman di APBD, sudah kita hitung sekitar Rp.41 miliar. Insentif guru ngaji kita ubah insentif guru agama dan itu harus dimulai dari kita dalam nuansa kebersamaan,” ujar Gus Makki.

Sedangkan, perihal adanya dikotomi, menurut Ketua PCNU Banyuwangi 2018-2023 ini, karena berangkat dari adanya rasa takut dan rasa khawatir. Maka itu, ia mengajak bersama-sama untuk menghilangkan hal itu.

“Memang untuk mengubah suatu kebiasaan di masyarakat tidak mudah. Namun akan lebih cepat diterima ketika dimulai oleh pemimpin daerah. Kalau kami ditakdirkan oleh Allah dan dibersamai oleh panjenengan semua, kegiatan ritual di pendopo misalnya akan kita fasilitasi, meski itu nanti akan ada kontroversi, saya hadapi,” tegas pasangan Ali Ruchi itu.

Kedepan, lanjut Pengasuh Ponpes Bahrul Hidayah ini, seluruh umat beragama dan penganut aliran kepercayaan harus mendapatkan porsi yang setara. Misalnya, sebagai ASN, Kepala SMP Negeri, termasuk di posisi-posisi yang lain.

“Sekarang saya tanya, berapa banyak penghayat yang menjadi PNS/ASN," tanya Gus Makki, yang dijawab "Tidak ada," oleh para tokoh penghayat yang hadir di malam itu.

Sekretaris MLKI Banyuwangi, Sulikah mengaku, sebetulnya secara kuantitas penganut aliran kepercayaan di Banyuwangi itu adalah mayoritas. Namun, karena suatu alasan mereka lebih memilih untuk diam.

“Sebenarnya secara jumlah kaum penghayat di Banyuwangi itu mayoritas, cuma rekan rekan yang di komunitas penghayat ini tidak memilih masuk ke jalur politik praktis,” cetus Sulikah.

Sebelum pertemuan berakhir, forum para tokoh penghayat dengan Gus Makki telah bersama-sama menghendaki adanya pertemuan berikutnya. Itu untuk membahas hal-hal secara teknis dan lebih intens.

Hingga sejauh ini, Paslon Ali-Ali terus berkomitmen untuk menggalang aspirasi dari kelompok atau elemen masyarakat yang selama ini belum terjangkau dan belum terlayani sebagai warga negara. Itu semua terangkum dalam tagline ‘Bangkit Bersama, Makmur untuk Semua’.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news