RMOLBanten. Banyaknya calon yang dipaksakan menjadi penyebab kemerosotan PDI-P di Pilkada serentak tahun ini. Calon yang dipaksakan itu kurang menarik simpati masyarakat.
Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Mercu Buana Maksimus Ramses Lalongkoe seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL melalui pesan singkat, Kamis (28/6)."Kalau soal merosot itu karena faktor personal calon yg kurang mengena di hati rakyat. Sebab dari awal saya cermati banyak calon PDIP yang dipaksakan, tanpa melihat fakta elektabilitasnya," ujar
- DPD PAN Madiun Dukung Zulhas Kembali Pimpin PAN
- Gus Fawait Ungkap Akan Ada Tambahan Parpol Dalam Koalisi Gerindra-PKB
- KPK Gagal Tangkap Buronan Harun Masiku, HMI Minta Polri Ambil Alih
"Kedua, kualitas lawan politik PDIP lebih bagus ketimbang calon yang diusungnya dan ini harus jadi bhan evaluasi pdip dalam mengusung figur-figurnya ke depan," imbuhnya.
Namun bila dikaitkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang, Maksimus menolak hasil pilkada serentak berkorelasi langsung terhadap gelaran pemilihan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
"Kalau soal pengaruh (Pilkada 2018) ke Jokowi nampaknya tidak begitu (berpengaruh). Sebab tidak ada korelasi langsung sekarang dengan pilihan politik rakyat. Rakyat melihat partai itu hanya sarana saja atau alat untuk jadi pintu masuk bukan satu-satunya tempat untuk menang," pungkasnya. [dzk
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Subsidi Minyak Goreng Justru Mengkonfirmasi Ada Kartel yang Bermain
- HISNU Bangkalan Gelar Konsolidasi Dukung Ganjar Presiden 2024
- Negara yang Bisa Atasi Pandemik Covid-19 Adalah Negara yang Presidennya Jujur