Rencana pemerintah propinsi untuk membuat Pusat Pengelolahan Limbah khusunya limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) membuat tertarik investor negara Inggris untuk ikut dalam pengelolahan limbah tersebut.
- Sarat Nilai Buddhis, Batik Kinnara Kinnari Banyuwangi Banyak Dipesan Vihara
- Sabet 10 Penghargaan Proklim, Surabaya Jadi Kota Ternyaman di Indonesia
- Atasi Kasus Stunting, Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Dilakukan diDesa Boro Tulungagung
"Ini pertemuan resmi pertama dengan Bu Khofifah, saya ucapkan selamat. Saya sudah diberitahu program 99 hari kerja, saya kira prospek untuk Jatim sangat bagus" ujar Malik usai pertemuan di Gedung Negara Grahadi.
Menurutnya, proyek pengelolaan limbah B3 bersifat mendesak yang harus segera dibangun. Dan ada ketertarikan salah satu Investor kita untuk ikut dalam pengelolahan limbah B3 di sini.
"Kebetulan ada perusahaan Inggris yang mampu dalam industri itu dan punya keuangan untuk investasi dengan Jawa Timur," ungkapnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menyambut baik rencana Pemerintah Inggris yang ingin investasi di sektor pengelolaan limbah B3 tersebut.
"Sekarang berjalan Pemerintah Inggris menyiapkan investasi di Mojokerto. Sisi keuangan sudah siap dan local content-nya (kandungan lokalnya) bisa sampai 80 persen," kata Khofifah.
Keterlibatan komponen lokal, seperti lembaga dan tenaga kerja cukup bagus bagi perkonomian di Jawa Timur. Selama ini, investasi pada industri di tanah air jarang yang melibatkan konten lokal mencapai 80 persen.
Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jawa Timur Aries Mukiyono ketika dikonfirmasi, Kamis (14/03/19) membenarkan ketertarikan salah satu investor Inggris untuk menanamkan investasinya di Pusat pengelolahan Limbah Terpadu, yang akan dibangun di Dawar Blandong, Mojokerto.
"Dana yang kita inginkan sebesar 500 miliar tersebut juga siap dikucurkan oleh investor dari negara Inggris untuk pembangunan Pusat pengelolahan Limbah Terpadu B3 tersebut," ujarnya.
Bagi mantan Kepala Biro Perekonomian itu, ini merupakan angin segar bagi kelangsung rencana pemeritah propinsi tersebut untuk pembangunan Pabrik pengelolahhan limbah tersebut. Karena nila investasi dengan jumlah tersebut cukup besar jika dibebankan APBD.
"Nanti saya mau ketemu PT JGU (BUMD) yang akan menjalankan pabrik pengolahan limbah B3). Seperti apa bentuk investasi yang dibutuhkan, bakal dibicarakan kemudian," ungkapnya.
Dijelaskan oleh Aris, Pusat pengelolahan Limbah Terpadu B3 di Dawar Blandong, Mojokerto dibangun di lahan seluas 50 hektar. Tahap awal 5 hektar saat ini sedang digarap. Butuh suntikan modal lagi untuk menyelesaikan proyek tersebut.
"Usulan Dubes Inggris transfer teknologi dan ahlinya dari mereka. Saya sekarang ditugasi melakukan penetrasi lebih dalam untuk menyelesaikan. Seminggu lah melakukan pembicaraan dengan PT JGU," pungkasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Terima Jawaban KASN, BKPSDM Bondowoso Sebut Dumas Sebagai Bentuk Cinta
- Ning Ita-SSB Sediakan Sarapan Gratis untuk Masyarakat Tiap Rabu Pagi
- KPK Geledah Ruang ke-11 Di Batu