Pemerintah menganulir istilah new normal yang digaungkan pemerintah kepada masyarakat untuk menjalani aktivitas di tengah pandemik virus corona (Covid-19).
- Caleg PDIP Kota Madiun Kampanye Sambil Buka Bazar Sembako Murah Pro Rakyat
- Pesan Firli Bahuri Lewat Puisi: Hidup Bermakna Bermain dengan Cinta
- Visi Misi Calon Panglima TNI Andika Perkasa: TNI Adalah Kita
Anulir istilah new normal ini disampaikan Jurubicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkapkan dalam acara launching buku "Menghadang Corona" di DPR, Jumat (10/7).
Menurutnya istilah new normal dia digaungkan pemerintah salah. Justru yang benar menurutnya adalah adaptasi kebiasaan baru.
Menanggapi hal ini Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf mengajak followers dan pembacanya flashback dan mengingat ke waktu beberapa bulan yang lalu, di saat Presiden Joko Widodo mendeclare istilah new normal dengan narasi "berdamai dengan corona".
"Itulah kenapa publik beberapa waktu lalu permasalahkan ucapan Jokowi soal 'berdamai dengan corona'. Berdamai itu artinya berteman lagi. Yang paling pas ya 'beradaptasi dengan corona'," cuit Gde Siriana melalui akun Twitter miliknya @SirianaGde, Sabtu (11/7).
Board Member of Bandung Innitiaves Network ini sudah menganggap tepat pengakuan pemerintah atas istilah new normal yang salah tersebut.
Namun dia menegaskan dan meminta pemerintah untuk tidak abai, dan tetap memperhatikan cara penanganan Covid-19 yang serius. Dalam arti, bisa segera menuntaskan pandemik asal Wuhan, China ini dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Karena hidup harus terus berlanjut meski vaksin belum ada. Tapi protokolnya itu 'memerangi' corona," demikian Gde Siriana seoerti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Golkar Surabaya Turut Sukseskan Pemecahan Rekor MURI Senam Serentak Nasional
- Erick Thohir Cawapres Terkuat Versi Indikator
- Khofifah Bersyukur Kampus Top Dunia King's College London resmi berdiri di KEK Singhasari