Jadi Perhatian Dunia- Kota Serang Dan Tangerang Dipantau 13 Negara Asing

RMOLBanten. Pilkada serentak 2018 di Provinsi Banten akan di pantau 13 negara asing di 12 tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Serang dan Tangerang, (Rabu, 27/6) besok. Belasan TPS yang dipantau itu masuk dalam kegiatan kerja sama antarnegara yaitu electoral studies program (ESP).Menurut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten, adapun ke 13 negara yang akan berpartisipasi adalah Timor Leste, Thailand dan Myanmar. Kemudian Korea Selatan, Filipina, Sri Langka, Kamboja, Swis, Australia, India, Maladewa, Nepal dan Mesir.


Di Kota Serang, titik pertama yang akan dipantau rombongan adalah TPS 17 Masjid Agung Banten Lama, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen. Selanjutnya, TPS 9 dan 10 Kampung Nelayan, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen.

Masih di Kecamatan yang sama, rombongan kemudian akan bertolak ke TPS 21 kampung Pamarican, Kelurahan Pabean. Dua TPS terakhir adalah TPS 13 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Serang dan TPS 14 di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Cipocok Jaya.

Sedangkan enam TPS di Kota Tangerang dipusatkan di Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Pinang. Ada lima TPS yang akan dikunjungi yaitu TPS 1 dan 2 RT 01/02, TPS 3 RT 03/02, TPS 2 RT 03/01 dan RT 04/01. Satu TPS lagi yang akan dipantau adalah TPS 65 Lapas Wanita dan Anak.

Ketua Bawaslu Banten Didih M Sudi, Selasa (26/6) mengatakan, program serupa juga pernah dilakukan oleh KPU RI pada Pilkada Serentak 2015. Saat itu Pilkada Kota Tangsel yang dipilih.

Banten menjadi salah satu wilayah percontohan. Ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa.masyarakat Banten adalah masyarakat yang cinta damai. Pemilu bukan penyebab konflik antarmasyarakat,” katanya.

Ia menjelaskan, dari empat daerah yang akan menggelar pilkada di 2018, hanya dua daerah yang dipilih yaitu Kota Serang dan Kota Tangerang. Pemilihan tersebut disesuaikan dengan keterwakilan karakteristik daerah.

Hanya kota Tangerang dan Kota Serang. Kota Tangerang sebagai representasi dari calon tunggal,” ujarnya.

Adapun teknis pelaksanaan program ESP, dijelaskan Didih, penyelenggara dan pemantau pemilu dari negara asing akan memantau pola pengawasan pemilu  yang dilakukan oleh lembaga pengawas.

Sekaligus akan memantau kemajuan demokrasi dalam bentuk pemilu yang damai dan aman. Tidak semua negara dapat melakukan peralihan kekuasaan secara aman dan damai. Apalagi.negara besar seperti Indonesia,” tuturnya.

Didih mengimbau, kepada masyarakat dan peserta pilkada untuk menjaga suasana kondusif selama pelaksanaan pemilu. Hal itu bukan semata karenadipantau oleh lembaga asing.

Ini lebih kepada masyaraka Banten yang mencerminkan karakteristik masyarakat Banten yang egaliter,” katanya. [dzk]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news