Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sejumlah organisasi profesi tenaga medis protes hingga kini alat pelindung diri (APD) yang dijanjikan pemerintah belum ada. Bahkan mereka mengancam akan melakukan aksi mogok jika pemerintahan tidak memenuhi APD yang dibutuhkan.
- Bayi Pertama Dengan Antibodi Covid-19 Telah Lahir
- Pemkot Surabaya Gelar Rembuk Stunting 2025, Komitmen Kolaborasi Multi Sektor Raih Zero Growth Stunting
- Pelaksanaan CKG, Wali Kota Eri Sejalan Dengan Pembangunan SDM Kota Surabaya
"Setiap tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19. Maka, kami meminta terjaminnya Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk setiap tenaga kesehatan," demikian surat pernyataan Ketua IDI, Daeng M Faqih seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (27/3).
"Bila hal ini tidak terpenuhi maka kami meminta kepada anggota profesi kami untuk sementara tidak ikut melakukan perawatan penanganan pasien COVID-19 demi melindungi dan menjaga keselamatan sejawat,” sambung surat pernyataan itu.
Dia menguraikan bahwa jumlah tenaga medis yang ikut terinfeksi dan telah menjadi korban semakin meningkat.
Selain IDI, surat portes dan ancamam mogok kerja itu juga disepakati Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia, dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Hari Senin lalu (23/3), Presiden Joko Widodo mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 105 ribu APD untuk segera ke seluruh daerah. Sebanyak 45 ribu unit akan didistribusikan di DKI Jakarta, Bogor dan Banten. Sementara 40 ribu lainnya dikirimkan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI. Yogyakarta dan Bali.
Adapun daerah di luar Jawa mendapatkan 10 ribu unit APD. Sebanyak 10 ribu sisanya disimpan sebagai cadangan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kasus Aktif Covid-19 Tersisa 25.159 Orang, Ini Data Tambahan Kasus Positif dan Sembuh per 9 Oktober
- 77,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 akan Disebar di 45 Kabupaten/Kota di Luar Jawa-Bali
- Libur Maulid Nabi Digeser Demi Hindari Lonjakan Covid-19