Jelang Idul Fitri, Empat Komoditas Pangan di Jember Beresiko Tinggi Terjadi Lonjakan Harga

high level meeting TPID, dipimpin langsung Bupati Jember, Hendy Siswanto
high level meeting TPID, dipimpin langsung Bupati Jember, Hendy Siswanto

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember mewaspadai  potensi kenaikan harga 4 komuditas makanan pokok, menjelang Idul Fitri 1442 Hijriyah. Keempat komoditas itu juga memiliki sejarah penyumbang inflasi, yaitu bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras.


Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember, Hestu Wibowo  dalam sejarah inflasi Jember dalam kurun 3 tahun terakhir, yakni tahun 2018 - 2020, ada 10 komoditas tertinggi penyumbang inflasi di Jember, dan ada empat komoditas yang masuk kategori high risk.

Dari empat komoditas high risk itu, tiga di antaranya bisa disebut 'asli' Jember. Sebab, ketiga komuditas tersebut, produk asli daerah Jember, yakni cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

"Dari historis itu, kesimpulannya menjelang Hari Raya Idul Fitri, Pemkab Jember dan TPID Jember cukup fokus diri menangani empat komoditas 'high risk' ini," ucap Hestu, dikutip Kantor Berita RMOLJatim,  usai high level meeting (pertemuan tingkat tinggi) TPID di Pendopo Wahya Wibawa Graha,Jumat (23/4) sore. 

Sedangkan bawang merah, lanjut Hestu, memang tergantung pasokan dari kabupaten tetangga, seperti Probolinggo.

Diketahui, pertemuan tingkat tinggi TPID Jember, baru pertama kali digelar sejak 5 tahun lalu, dan dipimpin langsung oleh Bupati Jember, Hendy Siswanto.  Pertemuan ini diikuti oleh kepala instansi dalam unsur TPID, yaitu  terdiri dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember, Hestu Wibowo; Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Arif Joko Sutejo, juga Kepala Cabang Bulog Jember, Budi Sultika, juga dari Hiswana Migas eks Karesidenan Besuki dan Lumajang, Sekretaris Daerah Jember, Mirfano, juga sejumlah kepala OPD Pemkab Jember.

Menurut Hestu, pergerakan harga empat komoditas tersebut dipengaruhi dua hal, yakni pasokan barang terkait masa panen komoditas, juga musiman karena adanya hari besar, seperti Ramadhan, Idul Fitri, juga Natal dan Tahun Baru.

Karena itu, Hestu menyarankan kepada forum TPID, supaya ada pemantauan pasar, khusus empat komoditas tersebut.

Sedangkan Kepala BPS Jember, Arif Joko Sutejo mensinyalir  sudah ada indikasi beberapa komoditas yang disebutkan oleh kepala BI Perwakilan  Jember, bakal menyumbang inflasi di bulan April ini. Komoditas itu antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, juga ada komoditas lain seperti bawang putih, dan tomat.

"Di pekan ketiga April ini, di pasar memang terlihat sudah ada kenaikan harga," kata Arif.

Dia menjelaskan kenaikan itu seperti daging ayam ras, cabai merah, telur ayam, emas perhiasan, juga minyak goreng. Namun ada juga yang menggembirakan, yakni turunnya harga sejumlah komoditas, seperti cabai rawit, dan beras.

"Sebelumnya, Cabai rawit yang beberapa bulan terakhir menjadi menyumbang inflasi, kini harganya mulai turun dan terlihat menyumbang deflasi. Dan juga beras harganya relatif stabil," ujarnya.

Usai menerima masukan itu, Bupati Jember, Hendy Siswanto,  berjanji segera menggelar pemantauan pasar dalam waktu dekat. Hal ini untuk memastikan ketersediaan stok dan harga yang sebenarnya. 

Momentum hari raya Idul Fitri dan hari besar lainnya kadang dimanfaatkan spikulan untuk menaikkan harga. Kesempatan tersebut, digunakan sebagai aji mumpung.

"Kalau memang itu terjadi sesuatu seperti itu kami akan mendekati petani, yang punya stok untuk melakukan kestabilan harga," ujar Hendi.

Meski demikian Hendy berharap tidak ada lonjakan harga terlalu tinggi di sejumlah komoditas menjelang Idul Fitri di Kabupaten Jember. Ia menambahkan, dalam situasi normal empat komoditas kategori 'high risk' tersebut sebenarnya tidak bergejolak.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news