Presiden Joko Widodo harus melakukan reshuffle cabinet jika ingin pemerintahanya berlari kencang menyusul rencana diterapkanya konsep the new normal.
- PDIP Daftarkan Inda Raya-Aldi ke KPU Kota Madiun Hari ini
- Presiden Jokowi Ditemani Ganjar Pranowo Hadiri Pengukuhan KGPAA Mangkunegoro
- Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran, Rejo Semut Ireng Gelar Tasyakuran di Banyuwangi
“Konsep dan slogan new normal hanya omong kosong belaka jika menteri-menteri kabinet Jokowi tetap loyo,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa malam (26/5).
Neta berpendapat, harapan Jokowi adanya terobosan di periode kedua dengan memunculkan menteri anak muda milenial ternyata gagal total.
Selain itu, Neta melihat tak ada satu pun terobosan baru dari para menteri Jokowi di tengah pademi Covid-19. Semua seakan ngumpet mengikuti “perintah di rumah saja”. Padahal dalam kondisi pademik Covid-19, Jokowi perlu pemikiran pemikiran yang bisa membantunya dengan maksimal.
“Minimal membuat konsep terobosan di bidangnya masing masing dan begitu wabah Covid-19, kementeriannya bisa berlari kencang," ujarnya.
Namun, kata Neta, yang terjadi jika tidak bersembunyi, para menterinya malah membuat hal-hal kontroversial yang memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Sebab itu IPW melihat sedikitya ada 11 menteri jokowi yang patut kena reshuffle.
Di antara 11 menteri yang perlu diganti menurut Neta adalah Menkumham Yasonna Laolly yang membuat kegaduhan dengan melepaskan ribuan napi.
Selain itu ada Menpora Zainudin Amali dan Menteri Pariwisata Wisnuhutama yang hingga saat ini tidak terdengar langkah dan suaranya.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, menurut Neta, dinilai gagal bahkan tak berdaya dalam mengatasi mafia perdagangan gula.
Kemudian Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Ida Fauziyah yang justru mengizinkan TKA asal China masuk ke Indonesia di tengah pandemik Covid-19.
Lalu ada Menteri Sosial Juliari Batubara yang tak cakap dalam mengkoordinasikan sekaligus menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos).
Neta juga menyinggung Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Jhony G. Plate yang hingga kini tak jelas konstibusi dan kiprahnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak muncul selama pelarangan mudik lantaran bisa jadi karena persoalan kesehatan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang juga dianggap Neta tidak jelas kiprahnya sampai saat ini.
“Menteri BUMN tidak jelas fungsi dan kontribusinya dalam membangun BUMN sebagai daya dukung ekonomi di tengah pademi Covid-19 dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan selalu memunculkan kontroversial yang memicu kegaduhan,” urai Neta memaparkan 11 Menteri yang wajib dicopot Jokowi.
Ia menambahkan, pademik Covid-19 ini harus menjadi momentum bagi Jokowi untuk mengevaluasi para menterinya, agar ke depan dengan diterapkannya new normal. Maka, pemerintahan Jokowi bisa berlari kencang membangun negeri ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Saran Dahnil, Bobby Ajak Panda Nababan Keliling Medan
- Bukti Cinta NKRI dan Pancasila, Firli Bahuri Resmi Buka Diklat Bela Negara Pegawai KPK
- Risma-Gus Hans Siapkan Solusi Menyeluruh untuk Infrastruktur dan Lingkungan Hidup di Jawa Timur