Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang viral naik Kereta Rel Listrik (KRL) dinilai sekedar pencitraan. Bahkan Jokowi disebut-sebut berusaha menutupi kegagalannya selama memimpin negeri ini.
- Balas Sindiran PDIP, Nasdem: Partainya Sendiri Tak Calonkan Kader Potensial
- Erick Thohir Pimpin PSSI, Sepak Bola Indonesia Bakal Bangkit
- Minimalisir Paham Radikalisme, MWC NU Dau Tekankan Peluas Wawasan Agama dan Kebangsaan
"Pencitraan basi model begini hanya untuk mengelabui pemilih menjelang Pilpres," kata Syafti yang juga Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) ini.
Ditambahkannya, aksi Jokowi saat hendak pulang ke Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (6/3) lalu itu sebagai pencitraan untuk menutupi kegagalan melaksanakan 66 janji saat kampanye 2014 lalu.
"Hanya untuk menutupi kegagalan Jokowi melaksanakan 66 janji ke rakyat saat kampanye 2014,†sambung Syafti yang turut menjadi pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP).
Lanjutnya, rakyat sudah paham betul bahwa pencitraan sehebat apapun tak akan mampu mempengaruhi situasi ekonomi yang makin sulit, jumlah utang negara yang kian menggunung, menurunkan harga berbagai kebutuhan, dan menurunkan tarif listrik yang makin "mencekik".
Untuk itu, diyakininya bahwa aksi tersebut tidak akan mampu mengerek tingkat elektabilitas Jokowi hingga ke puncak kemenangan di ajang pesta rakyat lima tahunan nanti.
"Karena rakyat sekarang sudah cerdas tak bisa lagi terpengaruh pencitraan basi,†tegasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menhub Pastikan Bandara Kertajati Akan Layani Pemberangkatan 20 Kloter Jemaah Haji Tahun Ini
- Moeldoko dan AHY Tampak Asyik, Situasinya Berubah Total
- Anwar Sadad: Yang Menolak Amendemen Bisa Dipahami Karena Khawatir Bangsa Terbelah