Jokowi Terkesan Mengistimewakan Ahok Sebagai Kandidat Pemimpin IKN, Pengamat: Seminim Itukah SDM Negara Kita?

Presiden Joko Widodo terkesan mengistimewakan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Kepala Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) baru.


"Ada semacam memaksa kehendak presiden menempatkan BTP, terlihat benar ada upaya mengistimewakan BTP, sehingga ia ditempatkan pada posisi strategis dan vital," ucap Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/3).

Seharusnya kata Dedi, Presiden Jokowi memilih tokoh yang memiliki kapasitas tanpa adanya kontroversi di tengah-tengah masyarakat seperti sosok Ahok.

"Ini bisa memicu penolakan, badan otoritas IKN, terlebih ini megaproyek, sebaiknya dipimpin tokoh dengan kapasitas sekaligus tidak kontroversial, agar proses pembangunan tidak alami kendala berupa kegaduhan publik," jelas Dedi.

Dedi sendiri sebenarnya mengaku heran dengan pemikiran Jokowi yang mau memberikan posisi strategis kepada Ahok. Padahal dia di DKI Jakarta pernah berkasus.

"Presiden, jika benar menempatkan Ahok sebagai ketua IKN, ada pertanyaan mendasar terkait relasi apa yang melatari. Apakah seminim itu SDM negara ini sehingga tidak ada pilihan tokoh lain?" tanyanya.

Karenanya, menurut Dedi, masih banyak tokoh-tokoh di Indonesia yang memiliki kapasitas maupun track record baik yang dianggap lebih pantas menduduki jabatan pimpinan IKN.

"Badan otoritas IKN idealnya dipimpin oleh struktur eksekutif. Sekurang-kurangnya adalah menteri yang saat ini menjabat dan miliki relevansi dengan IKN," jelasnya.

Hal tersebut, menurut Dedi, sangat penting dilakukan Presiden Jokowi lantaran IKN akan berurusan dengan regulasi, birokrasi, serta lobi politik pemerintah.

"Kalau tokoh di luar pemerintahan, meskipun Ahok adalah komisaris BUMN, ada kekhawatiran IKN akan terasa sekali proyek swasta, dan tentu akan kental nuansa korporasi," tandasnya.


ikuti terus update berita rmoljatim di google news