Jokowi Terlalu Banyak Akomodasi Kepentingan Politik

Presiden Joko Widodo melakukan akomodasi politik dengan merekrut banyak orang untuk menjadi pembantunya di periode kedua pemerintahan.


Dia kurang sepakat dengan ide Jokowi menambah beberapa orang yang sebetulnya belum dianggap penting ditempatkan di jajaran pemerintahan.

"Menurut saya, terlalu banyak, setelah 12 wamen kemudian sekarang 7 staf khusus plus 5 sebelumnya. Jadi ada 12 staf khusus dengan gaji yang lumayan Rp 50 juta lebih," kata Refly Harun.

Di luar gaji, tentu para pembantu Jokowi itu mendapatkan fasilitas lain. Dan sangat dikhawatirkan, mereka "menjual" kestafkhususannya.

"Belum lagi mendapatkan fasilitas dan lain sebagainya belum lagi kalau staf khusus ini punya kelakuan yang aneh-aneh ya kan, misalnya dalam tanda kutip menjual kestafkhususannya untuk menjadi broker-broker begitu misalnya," tutup Refly Harun, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. [mkd]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news