Kata-kata bijak untuk rakyat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang disampaikan Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara, menuai kritikan.
- Andi Sinulingga: Anies Itu Hebat, Siap Tanggung Beban Kalau Kalah
- Cawawali Probolinggo Zainal Arifin Bersih-bersih Sampah di Sungai
- Singgung Gibran, Fadli Zon: Karena PT 20 Persen, Akhirnya Garis Tangan Jadi Penentu
Dalam kata-kata bijaknya, Adamas Belva Devara mengatakan demikian: “Bukan waktunya saling menjatuhkan atau saling membully. Ayo bertanya pada diri sendiri “apa yang bisa saya lakukan untuk negeri?”.Menyalakan lilin lebih baik daripada menyalahkan kegelapan”.
Menanggapi ini, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule mengatakan apa yang dilakukan Adamas Belva Devara terlalu mudah sebagai seorang pejabat negara.
Kata Iwan Sumule, kalau sebatas mengeluarkan kalimat bijak dan menyebarnya sebagai pesan tapi tidak ada kerja nyata yang ditunjukkan, artinya apa yang disampaikan Adamas Belva Devara sebenarnya juga bisa dilakukan oleh masyarakat yang lain.
“Kalau hanya bisa bikin kata-kata bijak, tanpa kejelasan kerja, kita-kita pun bisa,” tuturnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Ini berarti, sindir Iwan Sumule, setiap warga negara yang bisa membuat kata-kata bijak seperti pendiri Ruang Guru itu seharusnya juga mendapat besaram gaji yang sama.
“Kita-kita mestinya juga layak dapat Rp 51 juta/bulan seperti stafsus milenial. Iya ngggak sih?” katanya.
Ketua DPP Partai Gerindra ini lantas menajamkan sindirannya dengan ikut membuat kalimat bijak.
"Kesalahan yang paling besar bukanlah kegagalan, melainkan berhenti dan menyerah sebelum merasakan keberhasilan,” begitu kata-kata bijak buatan Iwan Sumule.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Epidemiolog Usul Kepala Daerah Tidak Capai Target Vaksinasi Harus Disanksi
- Kasus Dugaan Bagi-bagi Amplop Said Abdullah di Masjid, Bawaslu Dinilai Lamban
- Daftarkan 120 Bacaleg, Emil Dardak: Rekam Jejak Partai Jadi Motivasi Kader Membangun Jatim