Tidak ada tindak kekerasan maupun pembullyan terhadap GP (16) Taruni SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun kelas 10 yang meninggal beberapa hari lalu yang viral di media sosial.
- Harga Bahan Pokok Jelang Idul Adha di Pamekasan Tetap Normal
- Pelantikan Bupati Banyuwangi Terpilih, DPRD: Menunggu Instruksi Pusat
- Pelajar SMP Gresik Temukan Arus Listrik Pada Limbah Tempe
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono kepada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (27/6).
"Tidak ada tindak kekerasan kepada taruni kami di sekolah. Almarhumah meninggal dikarenakan sakit. Sebelum meninggal almarhumah masih sempat berlatih tari setelah itu mengeluhkan sakit di perut sama pengasuh diantar ke UKS. Karena belum ada perubahan besoknya dibawa ke RSUD kota Madiun Sogaten. Lalu wali kelasnya menelepon orang tua almarhumah. Karena kondisinya belum juga membaik oleh orang tua korban dibawa pulang dan kemudian dibawa ke RSUD Widodo Ngawi, " kata Agus.
Agus menambahkan, pihak sekolah pun didatangi dan dimintai keterangan oleh aparat kepolisian ketika GP meninggal dunia dan ramai di media sosial.
"Setelah kejadian taruni kami meninggal dunia, kami memang didatangi dan dimintai keterangan oleh aparat kepolisian," ujarnya.
Agus menegaskan kembali, dari informasi yang dia terima penyebab kematian taruni GP tersebut karena infeksi dan kadar leukosit meningkat. Keterangan itu pun diperkuat oleh hasil rekam medis dari dua rumah sakit. Jika ingin keterangan lebih lanjut, Agus mempersilahkan media untuk langsung menanyakan langsung kepada pihak kepolisian.
"Informasi yang saya terima, almarhumah meninggal karena infeksi dan kadar leukosit meningkat. Lebih jelasnya bisa ditanyakan ke pihak kepolisian. Karena kepolisian sudah dapat hasil rekam medis dari dua rumah sakit," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Sujarno mengaku telah menerima informasi tersebut. Bahkan, Kapolres Madiun Kota, AKBP Agus Dwi Suryanto langsung memerintahkan Satreskrim untuk melakukan penyelidikan.
Hasilnya, dari beberapa bukti yang didapat, GP murni meninggal akibat sakit yang dideritanya.
“Kita melangkah ke TKP, yakni rumah duka, sekolah, rumah sakit untuk mengklarifikasi kebenaran berita itu. Setelah kita klarifikasi dan rekam medis tidak ada tanda-tanda kekerasan dan murni si anak meninggal karena sakit,” terangnya.
“Itu kita sampaikan ke orang tua, dan orang tua sudah bisa menerima, mendasar rekam medis yang diberikan dokter ke keluarga juga sama hasilnya,” pungkas AKP Sujarno.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Galang Donor Plasma Konvalesen, Pelindo III Tuai Apresiasi
- Penuhi 10 Hak, Kabupaten Jember Dinobatkan Sebagai Kabupaten Peduli HAM
- Upaya Pemkab Jombang Berantas Narkoba Wujudkan Generasi Indonesia Emas 2045