Kapolri kelima, almarhum Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso merupakan sosok polisi terbaik menurut Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
- Menag Ciptakan Stigma Negatif Bagi Penghafal Alquran, DPR RI: Terminologi Radikalisme Melukai Umat Islam
- Ganjar Tiru Jokowi, Seolah Mau Pisah dengan PDIP
- Cerita Peserta KLB Deli Serdang: Dijanjikan Rp 100 Juta Tapi Cuma Dapat Uang Rp 5 Juta
Hal itu disampaikan Presiden kelima RI tersebut saat memberi sambutan melalui video yang diputar di acara Launching buku "Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan" dalam rangka memperingati 100 tahun Hoegeng Iman Santoso yang digelar di Balai Sarbini, Jakarta, Minggu siang (7/11).
Dalam sambutannya, Megawati mengaku bersahabat dengan Hoegeng dikarenakan putrinya Hoegeng merupakan sahabatnya.
"Saya tahu kehidupannya. Saya baru mendapat bukunya untuk mengenang beliau 100 tahun. Menurut saya, he is the best, dari zaman Kapolri kemerdekaan, setelah merdeka," ujar Megawati seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu siang (7/11).
Hoegeng merupakan sosok yang sangat merakyat. Pada suatu pagi, Megawati mengaku pernah bertemu dengan Hoegeng yang sedang bersepeda ke kantor.
Pertemuan terjadi saat Megawati yang tinggal Jalan Sriwijaya hendak pergi berkuliah ke kampus Universitas Indonesia (UI). Setiap pukul 08.15 Megawati naik mobil menuju kampus Psikologi UI.
“Terus tahu-tahu ketemuan tuh. Dia sudah tahu mobil saya, dari jauh dia naik apa? Naik sepeda loh. Mana ada Kapolri naik sepeda kayak dia,” ujarnya.
Hoegeng, sambung Megawati, tampak cuek dengan cibiran orang. Dia juga tidak malu bersepeda walaupun sudah sekelas kapolri.
“Jadi kita minggir dulu, “om mau kemana?”. “Mau ke kantor”. “Masak Kapolri naik sepeda”. “Ya biar saja, ini kan sekalian olahraga”. Itu menurut saya Pak Hoegeng," tutup Jokowi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Duet Anies-AHY Berpeluang Besar Mengalahkan Prabowo Subianto
- Ahmad Dhani Ajak Baladewa Menangkan Khofifah-Emil Di Pilgub Jatim
- Indonesia Tiga Besar Produsen Kakao di Dunia, Rizki Sadig Serap Aspirasi Petani di Kampung Coklat Blitar