Ra maido sopo wong sing ora kangen
- Simulasi AKB, Pelaku Seni Tradisi Kembali Pentas di Banyuwangi
- Puan Maharani Berwisata ke Kawah Ijen, Bupati Banyuwangi: Jadi Motivasi Percepat Pemulihan Pariwisata
- Wali Kota Ika Puspitasari Sukses 5 Tahun Memimpin Kota Mojokerto
Adoh bojo pingin turu angel merem
Ra maido sopo wing sing ora trenyuh
Ra kepethuk sawetoro pingin weruh
Percoyo aku, kuatno atimu
Cah ayu entenono tekaku
Itulah penggalan lagu Didi Kempot. Saat itu Didi Kempot memakai setelan warna hitam dengan atasan jaket, tangan kirinya masuk ke dalam saku, sementara ia memegang mic di tangan kanannya. Didi membuka lagu Layang Kangen sembari menuntun Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar untuk menyanyi bersama.
Pelan-pelan ia melepas Abdullah Abu Bakar untuk menyanyikan intro itu seorang diri, meski sedikit agak kaku, namun toh setelah itu mereka lepas bernyanyi berdua.
Momen tersebut terjadi pada 2016 lalu, jauh sebelum Didi Kempot ditasbihkan sebagai The Godfather of Broken Heart atau Bapak Patah Hati.
Pada November 2019, Mas Abu kembali mengundangnya pentas di Stadion Brawijaya, setelah Sang Maestro benar-benar menjadi raja bagi sadboys dan sadgirls di seluruh nusantara.
Saat itu sebanyak 15.000 sobat ambyar yang menyaksikan konser tersebut tenggelam dalam lirik-lirik melankolis. Muda-mudi dan lintas gender merapatkan diri.
Ambyar, semua perasaan seolah terbuka begitu Didi menyanyikan lagu-lagunya. Ada yang menangis terisak-isak teringat pada mantan, ada yang begitu kangen dengan kampung halaman. Tak ada sekat-sekat genre musik. Di tangan Didi, campursari bisa melibas batas gengsi.
"Ya awalnya saya canggung nyanyi-nya, cuma Mas Didi menuntun pelan-pelan. Saya kan biasanya dulu main band dengan genre rock, dengan Mas Didi Kempot saya harus nyanyi campursari yang cengkok-nya beda dengan rock," kenang Mas Abu.
"Meskipun cuma satu lagu itu kenangan yang sangat berharga, anak-anak muda jadi bangga menyanyikan lagu berbahasa Jawa. Juga musik campursari berkat Mas Didi bisa dikenal mulai anak-anak dan remaja, dulu kan identik dengan musik orang tua," tambahnya.
Namun, kenangan nyanyi satu panggung Mas Abu dengan Didi Kempot tidak akan mungkin bisa diulang kembali. Pada Selasa, 5 Mei 2020 Sang Maestro campursari harus mangkat ke haribaan Ilahi dengan cepat karena serangan jantung.
Tak hanya Walikota Kediri saja yang kehilangan, semua Sobat Ambyar di seluruh dunia berduka ditinggal sang idola.
"Kabar ini tentu mengagetkan dan rasanya sukar untuk dipercaya. Padahal saya masih pengen mengundang Mas Didi Kempot kembali manggung di Kota Kediri. Bisa bernyanyi duet dengan beliau adalah kehormatan yang luar biasa. Saya sungguh bangga pernah punya kesempatan tersebut," kata Mas Abu kembali mengingat kenangan 2016 silam.
“Saya bersaksi beliau orang baik, mari kita doakan bersama semoga semua salah dan dosa-nya diampuni dan segala amal baik beliau bisa mendapatkan ganjaran surga. Aamiin," tutupnya.[andik/hms]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DPRD dan Bupati Malang Sepakati Raperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022
- Gerak Cepat Pelindo III Meringankan Beban Korban Bencana NTB-NTT
- Pemkot Malang Gelar Kirab Tumpeng di Malang Creativa #2