Kepala Daerah Jadi Timses Pertontonkan Kekuasaan Demonstratif

Publik belum paham betapa berbahayanya kepala daerah-kepala daerah yang menjadi tim sukses di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan betapa demonstratifnya kekuasaan yang dipertontonkan.


Dikatakan Suparto, cara menunjuk kepala daerah menjadi Timses merupakan langkah  mundah untuk meraih kemenangan di Jawa Timur.

Namun demikian, Suparto mempertanyakan mengapa kepala daerah mau dijadikan tim sukses, mengapa mereka tidak sibuk mengurus kinerja pemerintahannya sendiri?

"Apakah ada kekuatan-kekuatan lain yang mendorong mereka harus jadi Timses. Ataukah adakah yang lain. Ini akan menjadi bagian kecurigaan orang, jangan-jangan Anda punya persoalan,” serunya.  

Tatkala hal ini terbaca oleh rakyat, Suparto menyebut sebaiknya rakyat jangan memilih gerombolan orang bermasalah.

"Yang kita hadapi saat ini demonstrasi kekuasaan yang dikoordinir dengan rapi. Yang terjadi justru munculnya era-era kegelapan,” tukasnya.

Seperti diketahui, tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin yang dipimpin mantan Kapolda Jatim Irjen (Purn) Machfud Arifin, sejauh ini telah diisi oleh jajaran kepala daerah sebagai koordinator wilayah (korwil) di masing-masing daerah.

Mereka antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Korwil Kota Surabaya, Bupati Abdullah Azwar Anas Korwil Banyuwangi, Wali Kota Dewanti Rumpoko Korwil Kota Batu, Bupati Rendra Kresna Korwil Kabupaten Malang, dan Bupati Saifullah Korwil Sidoarjo.

Nama Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak masuk ke tim kampanye daerah (TKD) Jatim Jokowi-Ma'ruf Amin, kendati kemudian membentuk kelompok sendiri jaringan kiai dan santri nasional (JKSN).

Secara umum, terdapat 30 kepala daerah yang masuk Timses Jokowi-Ma'ruf Amin pimpinan Machfud Arifin di Jatim.

Ini berbanding terbalik dengan kubu Prabowo-Sandiaga Uno yang menolak menggunakan kepala daerah sebagai Timses. [jen]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news