Ketua umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menepis anggapan acara doa bersama untuk bangsa bermuatan politik jelang Pilpres 2019. Menurutnya, politik yang dilakukan Muslimat NU adalah politik Ahlussunah wal Jamaah.
- Rizal Ramli di Mata Publik: Aktivis, Guru dan Ekonom Cemerlang
- Ganjar Pranowo Kunjungi Rumah Bung Karno di Pandean, Diserahkan Kendil Berisi Air dari Sumur Jobong Berusia 600 tahun, Apa Maknanya?
- DPR Setuju Mengubah Rumusan Pasal Delik Penghinaan jadi Delik Fitnah di RKUHP
Politiknya yang dijalankan Muslimat NU, tegas Khofifah, adalah politik kebangsaan dan politik untuk menegakkan Ahlussunnah wal Jamaah. "Dalam hal ini setiap orang wajib membela bangsa dan negaranya dengan cara masing-masing," ucapnya.
Caranya yang ditempuh Muslimat NU antara lain, mendoakan supaya bangsa ini diselamatkan Allah Swt dari berbagai ujian. "Kalau kita mau refleksi akhir tahun jangan-jangan refleksi kita kita adalah maraknya hoax. Itu salah satunya ya," ucapnya.
Khofifah juga mengajak seluruh anggota Muslimat NU berdoa untuk keamanan dan kemajuan bangsa, serta menghilangkan hoax yang semakin menjadi-jadi.
"Saya ingin mengajak kita semua, hari ini kita berdoa. Allah akan menurunkan kebaikan ke bumi, kita ingin membangun cinta kita pada Indonesia. Cinta kita adalah membuat kehidupan yang damai, cara kita mencintai adalah dengan membawa kebaikan, menghindarkan orang-orang dari penebar hoax, maka kita berdoa di sini," terang Khofifah.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Denny Indrayana Sebut MK Putuskan Pemilu Tertutup, Cak Imin: Harus Diinvestigasi
- Jusuf Kalla Pimpin Upacara Pemakaman Secara Militer Jakob Oetama
- Berpeluang Ikuti Konklaf di Vatikan, Kardinal Ignatius Suharyo Bisa Pilih Paus Baru