Konsep pembangunan bola lampu bisa mengakibatkan penyusutan wilayah terluar, sebab teori ini merupakan perumpaan pembangunan yang terpusat hanya kepada wilayah induk pemerintahan, sehingga mengabaikan daerah terluar, seperti halnya pulau-pulau kecil di perbatasan.
- Dukung Penerbangan GIA Khusus Kargo Rute Surabaya – Hongkong, Khofifah: Akan Perkuat Pasar UMKM Jatim
- Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022 Tertolong Ramadan dan Idulfitri
- Wisata Kampung Kue Surabaya Raup Omzet Rp15 Juta per Hari
"Sebab, pulau-pulau tersebut menentukan titik terluar dari negara Indonesia,†kata mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ini, dikutip Kantor Berita , Senin (2/9).
Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan bahwa sejak zaman kerajaan, Indonesia membangun wilayahnya menggunakan teori bola lampu. Teori ini merupakan perumpaan pembangunan yang terpusat hanya kepada wilayah induk pemerintahan, sehingga mengabaikan daerah terluar, seperti halnya pulau-pulau kecil di perbatasan.
"Padahal, Indonesia berbatasan langsung dengan sepuluh negara tetangga, sehingga memiliki potensi konflik garis perbatasan yang sangat tinggi,†ujarnya.
Diungkapkan, di antara 10 potensi konflik tersebut, hanya sengketa perbatasan dengan Singapura-lah yang sudah diselesaikan. Apabila Indonesia tidak menangani sengketa perbatasan ini dengan baik dan serius, nantinya akan berakibat pada hilangnya pulau beserta teritorialnya.
'Apabila terus memegang konsep pembangunan bola lampu, Indonesia akan kehilangan kepemilikan atas pulau-pulau kecil berikut potensinya yang berdampak pada penyusutan wilayah teritorial laut kita,†terangnya.[isa/bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Inovasi Program Promosi, BTN Raih Marketing Excellence Award 2023
- Dirut bank bjb Yuddy Renaldi Dinobatkan sebagai Top Regional Banker 2021
- Penumpang Lion Air Kini Wajib Lampirkan STRP