Kritik keras dilancarkan aktivis dari Papua, Natalius Pigai atas tagihan listrik PLN yang secara mendadak membengkak hingga tiga kali lipat.
- PDIP Jatim Gelar Perayaan Natal 2022, Tegaskan Komitmen Sebagai Rumah Kebangsaan
- Perubahan Nama Koalisi Pendukung Prabowo, Dinilai Ada Skenario Istana
- Kapolri Ingin Novel Cs Kawal PEN dan APBN
Aktivis dari Papua, Natalius Pigai mengkritik keras tagihan listrik PLN yang secara mendadak naik hingga berlipat.
Kritik itu dilancarkan berdasarkan keluhan sejumlah warga yang mengadu pada mantan Komisioner Komnas HAM tersebut. Ternyata, kata Natalius Pigai, kritik itu sudah dibicarakan oleh pimpinan PLN.
“Saya kritik PLN soal bayar listrik ancam orang kecil. Rupanya sudah dibicarakan di pimpinan PLN,” terangnya seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL, Senin (8/6).
Natalius Pigai mengaku secara tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang yang mengaku dari PLN Jakarta Raya. Penelpon lantas menanyakan tagihan listrik bulanan Natalius Pigai yang membengkak.
“Pak Pigai, kami dari PLN Jakarta Raya mau tahu meteran bapak? Atas perintah!” ujar Natalius Pigai menirukan pertanyaan yang diajukan sang penelepon.
Natalius Pihai mengurai bahwa masalah tagihan membengkak bukan persoalan pribadinya. Melainkan masalah yang dirasakan masyarakat, yang mengadu kepadanya. Untuk itu, dia meminta sang penelepon untuk menyampaikan sebuah pesan ke jajaran direksi PLN.
“Bagi saya bayar 7 juta sanggup, tapi saya bela rakyat. Bilang dirut dkk, kelola PLN dengan profesional dan acuntable!” ujarnya. Natalius Pigai memang sebelumnya sempat mengkritik tagihan listrik warga yang mencekik.
Katanya ada rumah tangga yang biasanya hanya bayar listrik Rp 1 juta, secara tiba-tiba membengkak hingga Rp 3 juta.
Kondisi ini tentu dirasa berat. Pasalnya, ada dampak dari pandemik Covid-19 yang dirasakan sehingga pendapatan warga menjadi berkurang “Listrik mencekik jantung rumah tangga. Saya pernah bilang “intinya”Jokowi tidak sanggup pimpin negara,” potongan kritiknya kala itu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Indostrategic: Penurunan Presidential Threshold Hindarkan Segala Praktik Politik Transaksional
- Rizal Ramli: Sudah Merdeka 76 Tahun Kok Masih Persoalkan Capres Jawa Vs Luar Jawa
- KIB Harus Usung Kader Sendiri Jika Tak Ingin Dicap Koalisi Pesanan Istana