. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ade Reza Hariadi menilai, pernyataan politisi Nasdem, Akbar Faizal yang tegas menolak bergabungnya Gerindra ke dalam koalisi pemerintahan serta meminta Gerindra tetap menjadi oposisi tak bisa disimpulkan mewakili Nasdem.
- Demokrat Terus Mobilisasi Bantuan Bagi Korban Bencana Di NTT
- KIP-Prabowo Pekerja Dan Buruh Se Jatim Konsolidasi Menangkan Capres Nomor 2
- Beda Sikap Luhut-Erick soal Depo Plumpang Menunjukkan Buruknya Komunikasi Menteri Jokowi
Baginya, ucapan Akbar tersebut tak ubahnya penegasan untuk menunjukkan posisi Nasdem di lingkaran koalisi yang memiliki andil besar dalam memenangkan Jokowi-Maruf di Pilpres 2019 lalu.
"Itu hanyalah bagian dari bargaining partai, mengingat Nasdem banyak ikut berkontribusi dalam memenangkan calon Jokowi-Maruf Amin," tambahnya.
Tak hanya itu, ia juga tak sependapat jika Nasdem dianggap akan berbalik arah sebagai oposisi jika partai pimpinan Prabowo Subianto itu benar-benar berkoalisi.
Hal itu dilihat dari latar belakangan Ketua Umum Surya Paloh yang dibesarkan di Partai Golkar. Dikatakan, Golkar adalah partai yang tak bisa jauh dari lingkaran kekuasaan.
"Jadi sekali lagi kita belum bisa simpulkan karena tawar-menawar ini masih berjalan," pungkasnya. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DPC PPP Bondowoso Gelar Muscab, Ini Targetnya
- Usai Temui Prabowo, Zulhas Bakal Sambangi Mega Tawarkan Gabung Koalisi Besar
- Cak Imin Usul Angka Ideal Preshold Cukup 10 Persen