. Produsen alat tulis Faber-Castell terus menunjukan keseriusannya untuk memperluas dan memperkuat keberadaannya dipasar nasional. Langkah ini dilakukan dengan menghadirkan gedung baru di Surabaya.
- Himpunan Pengusaha LDII Kota Kediri Dukung Literasi Keuangan Berbasis Syariah
- Januari, PGN Tambah Pelanggan di Sektor Industri Komersial
- PT Semen Indonesia Masuk 10 Besar Perusahaan Terpercaya Sedunia
Dikatakan lebih lanjut, gedung baru tersebut dirancang untuk menjalankan misi Group Faber-Castell untuk menciptakan pengalaman kreatif yang menginspirasi ekspresi diri.
"Kegiatan seni seperti pelatihan seni gambar dan rupa dari seluruh pemangku kepentingan Faber-Castell di Jawa Timur, dan pameran seni Faber-Castell akan diselenggarkan di sini sesuai dengan semangat #Art4All atau seni untuk semua orang, yang tengah digencarkan oleh Faber-Castell," tuturnya.
Halim menambahkan gedung ini juga akan dilengkapi dengan ruang galeri untuk memberikan pentas terutama bagi seniman muda atau seniman pemula untuk bisa menampilkan hasil kreativitas mereka.
Saat ini sedang dipamerkan beberapa artwork, karya dari beberapa seniman asal Jawa Timur dan para pemenang lomba gambar baik kategori dewasa maupun anak.
"Selain itu, keberadaan kantor ini juga untuk mempercepat proses bisnis dan distribusi untuk melayani pasar Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara," tambah Halim.
Keberadaan Gedung Faber-Castell di Surabaya ini melengkapi dan memperkuat jaringan bisnis Faber-Castell di seluruh Indonesia, yang kini sudah berada di Jakarta, Bandung, Yogyakana, Surabaya, Makasar, dan Samarinda, menyusul nantinya dengan segera diresmikannya pabrik dan kantor di Semarang.
Peresmian tersebut di hadiri oleh Komisaris, Direksi & Manajemen PT Faber-Castell lntemational Indonesia, dan juga dihadiri juga perwakilan pemerintah kota Surabaya, seniman, dan masyarakat umum. [isa/mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sambut Era Gas Bumi, Proyek Pipa Transmisi Cirebon-Semarang Harus Segera Diselesaikan
- Fuad Bawazier: Sri Mulyani Makin Jadi Politisi, Bukan Menkeu
- Ekonom Sarankan Subsidi BBM Dialihkan ke Sektor Produktif