Singapura mengalami resesi. Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan ekonomi minus dalam dua kuartal berturut-turut akibat hantaman keras pandemik virus corona baru (Covid-19).
- Demokrat Somasi Moeldoko Cs Agar Tidak Lagi Pakai Nama dan Atribut Partai
- Resmikan Jembatan Ploso Jombang, Menteri PUPR Basuki: Semoga Bisa Urai Kemacetan
- Jokowi dan Semua Parpol yang Setuju Kenaikan BBM Akan Ditinggal Masyarakat
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, resesi yang terjadi di Singapura merupakan akibat dari ketergantungan negara tersebut pada perdagangan internasional.
Langkah pemerintah Singapura dengan melakukan lockdown dan menutup sirkuitnya maka lingkungan ekonomi global Singapura pun rontok.
"Maka, seluruh kegiatannya terhenti di mana lingkungan globalnya juga sangat melemah, maka perekonomian dari Singapura kan peranan dari global demand sangat besar karena ekspornya lebih dari 100 persen," ujar Sri Mulyani di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (15/7).
Perekonomian domestik Singapura juga tercatat kecil, kata Sri Mulyani, sehingga permintaan lokalnya tidak mampu mensubstitusi. Oleh karena itu, penurunan perekonomian di Singapura sangat besar.
"Karena, memang enggak ada perdagangan internasional yang selama ini agent of growth-nya dari Singapura," katanya sebagaimana diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
Untuk mengantisipasi terjadinya resesi di Indonesia seperti yang dialami Singapura, Sri Mulyani memiliki strategi dengan menitikberatkan pada tiga sektor acuan ekonomi nasional yakni konsumsi, investasi dan ekspor.
"Pemerintah akan menggunakan seluruh mekanisme anggarannya, untuk menjadi salah satu untuk mensubtitusi perlemahan di sisi konsumsi dan juga di sisi investasi dan ekspor," katanya.
Menurutnya, APBN tidak bisa jalan sendiri sehingga dibutuhkan stimulus dengan terus menggalakkan peran serta pelaku ekonomi supaya sektor keuangan perbankan juga segera pulih.
"Makanya, kita menggunakan penempatan dana pemerintah di perbankan, dengan suku bunga rendah," imbuhnya.
Selain itu pemerintah juga meluncurkan kredit dengan dijadikan jaminan untuk para pelaku usaha. Sehingga antara bank dan korporasi atau dunia usaha termasuk UMKM bisa segera pulih kembali.
"Karena, itu merupakan salah satu darah dari perekonimian kita mesinnya, supaya bisa jalan lagi," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kalimantan Timur Bukan Ibukota Negara, Gubernur IKN Tetap Anies Baswedan
- Insiden Penurunan Paksa Papan Nama Muhammadiyah, Aktivis: Merusak Tagline Banyuwangi Reborn
- Daniel Rohi Minta KPD Disperindag Jatim Dievaluasi