Pengamat penerbangan di Arista Indonesia Aviation Center (AIAC), Arista Atmadjati berpendapat kalau penerbangan internasional alias dari luar negeri tidak memberikan manfaat alias unfaedah bagi Indonesia di tengah tingginya lonjakan kasus Covid-19.
- DPR Laporkan Kejanggalan Penanganan Wabah PMK ke BPK
- Herman Khaeron Jamin Duet Anies-AHY Mampu Perbaiki Kondisi Negeri
- Kaesang Sedang Menabuh Genderang Perang dengan PDIP
Meskipun, alasan pemerintah tetap membuka gerbang luar negeri dengan alasan ekonomi sekalipun.
"Menurut saya, lebih banyak mudarat atau non-beneficial dibanding beneficial-nya. Karena masalah kesehatan itu, kan lebih cepat menular. Tapi kalau revenue belum tentu cepat menular,” kata Arista, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (5/7).
Virus varian Delta, kata dia, masuk ke Indonesia diduga kuat melalui Warga Negara Asing (WNA) asal India yang pada 3 bulan lalu masuk dan lolos dari karantina.
Atau bisa juga, kata Arista, melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berpotensi membawa virus corona, seperti PMI dari Malaysia yang bisa membawa varian Delta masuk ke Indonesia.
“Ya itu saya bilang, banyak tidak memberi manfaat, kalau kalkulasinya. Sekarang ini kan sedang genting, varian Delta ini kan varian asing. Kalau kita tetap mengizinkan maskapai asing masuk, berarti kita tetap membuka peluang imported case untuk varian Delta. Dan varian Delta ini very fast,” pungkasnya.
Ia menyarankan, kalaupun pemerintah membuka penerbangan luar negeri diwajibkan negara yang statusnya sudah zona hijau.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Di Kalangan Pemilih Gen Z, Prabowo Kalahkan Ganjar dan Anies
- Sinyal Ridwan Kamil Gabung Golkar Semakin Menguat
- Pemerintah Didesak Batasi Akses Pelancong dari Luar Negeri ke Indonesia