Mahasiswa ITS Ciptakan Membran Pengolah Limbah CO2

Tim Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba mengembangkan material aplikasi membran MMM-NKTZ untuk pemisahan gas CO2.


Ia menjelaskan, selama ini material umum untuk membran adalah zat karbon dan zeolit. Karbon digunakan karena luas permukaannya besar dan zeolit digunakan lantaran memiliki tingkat penyerapan CO2 yang tinggi.

"Hingga akhirnya banyak peneliti yang mulai mengembangkan gabungan kedua material ini menjadi karbon tertemplat zeolit (KTZ),” jelas mahasiswi berhijab ini.
 
Tujuan pengembangan KTZ adalah untuk mendapatkan material yang mampu menyerap CO2 dalam jumlah banyak dan luas permukaan yang besar seperti material yang digabungkan tadi. Rafika dan tim menggunakan material KTZ yang telah diberikan doping nitrogen (menjadi N- KTZ) sebagai pengisi membran pemisahan karbondioksida.

"Dengan adanya gugus nitrogen yang bersifat basa, kami harap mampu mengikat gas CO2 yang cenderung sifatnya asam,” terang gadis berkacamata ini.
 
Pembuatan membran ini sendiri masih dalam tahap penelitian, mulai dari proses pembuatan material N-KTZ, hingga pembuatan membran flat MMM-NKTZ, serta uji daya serap gas CO2.
 
Meski baru diteliti dalam skala laboratorium, ke depannya Rafika dan tim ingin mengembangkan temuan ini agar dapat digunakan pada skala industri.

"Jadi tidak hanya kilang minyak saja, namun juga dapat diaplikasikan di industri lain yang mengemisikan limbah CO2,” tuturnya.
 
Tim PKM binaan Nurul Widiastuti SSi MSi PhD ini juga berharap agar penelitian mereka dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi penelitian selanjutnya. Rafika menambahkan, aplikasi membran ini tidak hanya dapat mengurangi emisi gas CO2, namun juga untuk digunakan bagi sektor lain.
 
"Nantinya kalau dikembangkan lebih jauh lagi, berbagai sektor industri di Indonesia akan mampu mengolah limbah CO2 dengan lebih matang,” pungkasnya.[isa/aji]
 

 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news