Hujan lebat yang terjadi di sebagian wilayah Ponorogo, Magetan dan Madiun pada Rabu malam sampai Kamis dini hari, (15/4), membuat Kali Madiun meluap alias banjir. Dampaknya langsung dirasakan warga Ngawi yang lokasi pemukimanya berada di sekitar Kali Madiun.
- Sambut 2023, Puluhan Ribu Mitra Grab Terima Apresiasi Rp17,2 Miliar
- Insentif Guru Ngaji Jember Segera Cair Bertahap, Baru 10 Ribu Pengajar yang terverifikasi
- Pemkab Bondowoso Raih Penghargaan dari Ombudsman, F-PPP: Ini Kado Akhir Tahun 2021
Seperti di Desa Simo masuk Kecamatan Kwadungan, Ngawi. Banjir kiriman tersebut mulai menggenangi sejumlah area jalan penghubung antar desa. Luapan Kali Madiun mulai masuk ke pemukiman dan jalan desa sekitar pukul 01.00 WIB. Hingga Kamis pagi ketinggian air rata-rata mencapai setengah meter hingga lebih sedikit.
"Bosan dan jenuh mas banjir semacam ini hampir tiap waktu terjadi ketika musim penghujan. Penyebabnya dari dulu hingga sekarang masih sama yakni akibat Kali Madiun banjir itu saja," terang Sofyan salah satu warga yang mengaku berasal dari Desa Simo, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis, (15/4).
Ia mengaku heran pihak pemerintah sejauh ini belum bersikap melakukan upaya pencegahan. Suatu contoh dengan menambah ketinggian tanggul di beberapa titik sepanjang Kali Madiun dengan melibatkan Balai DAS Solo selaku pemangku sekaligus pengelola Kali Madiun maupun Bengawan Solo.
"Kerugian yang ditimbulkan dari banjir kiriman itu luar biasa. Lihat saja wilayah sini hendak musim tanam kedua terpaksa tertunda. Parahnya lagi beberapa waktu kemarin pas mau panen padi gagal akibat banjir tolonglah pemerintah mendengar keluhan kita," ulasnya.
Terpisah, Teguh Puryadi Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi menerangkan dari data sementara banjir kiriman Kali Madiun berdampak pada 5 desa dari 2 kecamatan antara Pangkur dan Kwadungan. Diakuinya, banjir memang menggenangi ruas jalan dan sebagian masuk ke pemukiman warga.
"Kita masih melakukan pendataan akan tetapi dari informasi yang masuk masih aman. Luapan memang menggenangi jalan dan pemukiman ketinggian air setengah meter," kata Teguh Puryadi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Relokasi Pasar Kandangan Kediri, Mas Dhito Ajak Dialog Pedagang
- Gelar Khitanan Massal, DLU Fokuskan Anak-anak Pesantren dan Panti Asuhan di Surabaya Raya
- Video Geng Motor dan Kelompok Bersajam Viral di Medsos Lawas, Kadiskominfo Imbau Warga Tak Sebar Konten Kekerasan