Permintaan maaf Wakil Presiden Maruf Amin belum mampu menghilangkan wabah Covid-19. Hal ini bukan solusi yang diharapkan masyarakat.
- Safari Pemenangan Pilkada, PKS Jatim Matangkan Penjaringan Calon Kepala Daerah
- RK Gabung Golkar, JK: Ahlan wa Sahlan
- Ke Indonesia, Kaisar Jepang Naruhito Tinjau Pengerjaan Proyek MRT Jakarta
Sebaliknya, Maruf Amin seharusnya malu lantaran pernah mengeluarkan statement bahwa virus corona bisa menyingkir karena ulama membaca soal qunut.
"Kiai Maruf harusnya malu, katanya virus corona bisa menyingkir karena ulama baca qunut. Giliran hari ini minta maaf. Minta maaf saya kira bukan solusi," ucap pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/5).
Karena kata Saiful, yang dibutuhkan rakyat bukanlah ucapan maaf dari pemerintahan Jokowi. Melainkan suatu kebijakan yang mampu segera menghilangkan pagebluk Covid-19 ini.
"Yang dibutuhkan rakyat bukan minta maaf. Kalau hanya minta maaf atas kesalahan kebijakan, enak sekali menjadi pejabat publik. Rakyat salah sedikit dihukum dan harus mempertanggungjawabkan. Giliran pejabat seperti wapres hanya minta maaf, di mana nurani keadilannya?" jelasnya.
Saiful pun mempertanyakan peran Maruf Amin sebagai wakil presiden di tengah pandemik Covid-19 ini.
"Tidak terlalu signifikan (perannya) saya kira. Sangat berbeda dengan JK (Jusuf Kalla) yang memang terbukti dalam mengatasi berbagai macam masalah seperti tsunami Aceh, konflik Poso dan masih banyak lagi," kata Saiful.
Sehingga kata Saiful lagi, Maruf Amin jangan menyalahkan rakyat bila menilai dirinya kalah kelas dibandingkan JK saat menjadi wapres di periode pertama Presiden Jokowi.
"Selain itu posisi MA (Maruf Amin) tidak ada beban politik apabila memberikan masukan bahkan berbeda pendapat dengan Presiden. Demi rakyat mestinya MA menunjukkan itu. Masak Wapres kalah sama Menko yang mengambil peranan sangat signifikan," terangnya.
"Padahal kalau secara jaringan infrastruktur keumatan MA tidak perlu diragukan. Ia dekat dengan NU dan pernah memimpin MUI. MA harus lebih berani dan menunjukkan fungsinya sebagai wapres. Jangan hanya sebagai ban serep," sambungnya.
Dengan demikian, Saiful berharap Maruf Amin dapat menunjukkan jiwa kepemimpinan sebagai orang nomor dua di Republik Indonesia.
"Ayo Pak MA tunjukkan leadership kepemimpinanmu. Sejarah akan mencatat kepemimpinanmu," pungkas Saiful.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pesan Cholil Nafis di Milad MUI ke-47: Bisa Kacau Kalau Dai Perang Ayat di Tahun Politik
- Buntut Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Erick Thohir Diminta Pecat Dirut Nicke dan Komut Ahok
- Pemilihan Duta Karang Taruna di HUT ke 63 Untuk Agen Perubahan Surabaya