Masyarakat adat yang notabene tidak banyak melakukan interaksi dengan masyarakat umum bisa terancam tertular virus corona baru (Covid-19) yang dibawa pemudik.
- DPRD Jatim Minta Jalan Dan Jembatan Yang Rusak Karena Bencana Alam Segera Diperbaiki
- Khofifah Minta Maaf Harlah Muslimat NU ke-78 Kemungkinan Bikin Macet Sekitar Gelora Bung Karno
- Marak Live Musik dan Karaoke, Warga Suci Datangi Sejumlah Cafe Untuk Diperingatkan
"Pemerintah daerah harus waspada dan cegah jangan sampai mudik lebaran menyebabkan masyarakat adat di berbagai daerah di Indonesia tertular Covid-19, karena resikonya bisa seperti masyarakat adat di Brasil," ucap Sosiolog Musni Umar melalui akun Twitter pribadinya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (25/5).
Pernyataan Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini memang merupakan kegundahannya terhadap nasib masyarakat adat di Brasil yang kini menjadi bagian dari pasien positif corona di negara tersebut.
Lebih jauh lagi, menjadi kecemasan bisa terjadi di Indonesia jika pemerintah tidak serius dalam menangani pandemik Covid-19 ini.
Untuk diketahui, menurut kelompok advokasi Artikulasi Masyarakat Adat Brasil (APIB), ada lebih dari 980 kasus resmi kematian akibat virus corona, termasuk di dalamnya 125 anggota suku pedalaman.
Angka ini bisa semakin meningkat drastis mengingat fasilitas kesehatan bagi masyarakat adat jauh dari kelayakan. Jika hal ini tak segera diatasi, APIB mengkhawatirkan bakal terjadi genosida di masyarakat adat.
Inilah yang juga tampaknya dikhawatirkan Musni Umar bisa terjadi di Indonesia. Karena itu dia meminta pemerintah daerah untuk terus memantau perkembangan pemudik di wilayah masing-masing. Sehingga tidak memunculkan klaster baru yang berada di lingkungan masyarakat adat.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Budisatrio Djiwandono Terpilih Aklamasi Ketum DPP Pemuda Tani Indonesia
- Tak Melanggar PKPU, Bawaslu Jatim: Foto Bu Risma Boleh Dipasang di APK
- Lesehan di Angkringan Simpang Dukuh, Yenny Wahid Ngobrol Bareng Milenial