Kebijakan impor diprediksi bakal menggerus elektabilitas Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres tahun 2019.
- PSBB Total Bukan Didukung, Malah Saling Menyalahkan
- Mahfud MD Minta Kaum Muda Tetap Berkarya Ditengah Pandemik Covid-19
- Pemerintah Disarankan Beri Beasiswa Pada Anak-anak Awak KRI Nanggala-402
Menurutnya, kebijakan impor pangan sangatlah merugikan petani karena diterbitkan pada masa panen raya.
Soal ini sempat disinggung Prabowo Subianto saat debat pertama Kamis malam lalu. Prabowo mengaku bingung dengan perbedaan data pangan yang disajikan pemerintah. Pasalnya, kementerian terkait tidak memiliki data yang sama dalam menentukan kebijakan impor khususnya impor pangan beras dan gula.
Misalkan data dari Kementerian Pertanian dan Perum Bulog menyebutkan Indonesia tidak perlu impor. Namun di sisi lain, Menteri Perdagangan malah mengimpor pangan dengan jumlah yang banyak.
Jokowi menegaskan, perbedaan pendapat di antara menteri merupakan hal yang biasa. Bahkan dia mempersilakan hal itu terjadi. Tapi Jokowi menggarisbawahi, bahwa dalam sebuah rapat telah diputuskan suatu keputusan, maka semua akan menaatinya.
Terkait itu, kata Syafti, Jokowi secara tak langsung sudah mengakui bahwa dirinya telah melakukan impor pangan. Dengan demikian diyakininya pada Pilpres nanti, mayoritas petani tidak akan memilih paslon 01.
"(Pernyataan Jokowi itu) sangat berpengaruh. Dukungan kaum tani di pedesaan kepada Jokowi akan merosot tajam," pungkas aktivis yang akrab disapa Uchok ini.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Eri Cahyadi Terharu Hingga Teteskan Air Mata Saat Tau Ada Perusahaan Beri Beasiswa Pendidikan Ke 500 Anak Asuh
- Gabungan Relawan Hadiri Kampanye Akbar, Pilar 08: Banyak Gagasan dari Mas Gibran untuk Kemajuan Ekonomi
- Usai Pelantikan Pimpinan DPRD Madiun, Pembentukan AKD Ditarget Minggu Depan Selesai