Pencomotan Ma’ruf Amin sebagai Cawapres merupakan cara yang kasar. Sejak era presiden sebelumnya, yang namanya NU sebagai ormas keagamaan sangat dihargai dan dihormati. Tapi, tidak untuk saat ini.
- Relawan Des Ganjar Optimis Wilayah Jember Jadi Lumbung Suara di Jalur Pantura
- Anwar Sadad Sambut Kedatangan Dubes Arab Saudi Tanpa Penerjemah
- Usulan Sri Mulyani Soal PMN Berbentuk Barang, Rocky Gerung: Negara Tidak Punya Uang
Menurut Cak Anam panggilan akrab Choirul Anam, dampak dari pencomotan Ma’ruf Amin sangat besar. Sebab sampai saat ini pimpinan tertinggi NU (Rais Aam) menjadi kosong melompong. Posisi Ma’ruf Amin ‘ditukartempatkan’ menjadi Musytasar (penasehat PBNU).
"Memang, Kang Said (Kiai Said Aqil Siroj) mencoba mengangkat Wakil Rais Aam (KH Miftakhul Akhyar) menjadi Pejabat Rais Aam. Tapi itu tidak ada aturannya dalam AD/ART NU. Tidak ada pasal yang membolehkan Wakil Rais Aam menggantikan Rais Aam yang tukar tempat ke Musyatasar,†jelas mantan Ketua GP Ansor Jatim ini.
Cak Anam mencontohkan, posisi Rais Aam bisa diganti jika berhalangan tetap. Artinya yang bersangkutan meninggal dunia, seperti yang terjadi di zaman Rais Aam KH Bishri Syansuri dan Rais Aam KH Sahal Mahfud.
"Jadi, kalau sekarang Kiai Mif diangkat menjadi Pejabat Rais Aam, itu sama halnya mengakali aturan yang tertera dalam ‘kitab suci’ jam’iyah NU,†urainya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Fadli Zon: Kalau Benar Pertanyaan TWK Pegawai KPK Seperti Yang Beredar, Berarti Kita Alami Kemunduran
- Firli Bahuri Hanya Pensiun Sebagai Anggota Polri, Tetap Jabat Ketua KPK Sampai 2023
- Renovasi JIS Kental Muatan Politis, Pemerintah Seolah Gengsi Akui Karya Anies