Mengaku Sudah Dekat- Mbah Moen Tidak Ragukan Ke-NU-an Mahfud MD

RMOLBanten. Mbah Moen nama panggilan KH. Maimoen Zubair mengaku dekat dan sudah kenal Mahfud sejak lama. Untuk itu, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini tidak meragukan ke-NU-an mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Penegasan Mbah Moen disampaikan saat Mahfud sowan dan menjenguknya ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Jumaat petang (20/7/18).


"Saya tidak ada ragu ke Pak Mahfud. Sejak sebelum Gus Dur jadi Presiden dan saat Gus Dur jadi Presiden bahkan setelah Gus Dur lengser dan sampai sekarang Pak Mahfud sering ke sini. Saya tahu dia tak diragukan sama sekali ke-NU-annya," tegas Mbah Moen.

Ketidakraguan Mbah Moen terhadap Ke-NU-an Mahfud juga tercermin dari pegakuan kedekatannya selama ini dengan Mahfud.

Menurut Kiai sepuh berusia 90 tahun ini, Mahfud sebagai orang dari kalangan Nahdliyin, selama ini sudah melakukan kerja-kerja kebaikan bersama tokoh nasionalis.

"Ndak ada orang yang sedekat, kayak saya dengan Pak Mahfud. Tadi kami satu jam berdua ngobrol banyak. NU ini memang harus nasionalis. NU tidak hanya dimiliki satu kelompok, tapi harus dimiliki seluruh nasional. Ini organisasi yang menjadi pilar bangsa Indonesia. PBNU itu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45. Kalau NU sudah nasionalis, saya yakin Indonesia akan baldatun toyyibatun warabbun ghafur," ungkap Mbah Moen memegang erat tangan Mahfud MD.

Dalam kesempatan tersebut, Mahfud dan Mbah Moen melakukan pertemuan tertutup berdua selama hampir satu jam. Usai pertemuan tertutup itu, nampak sekali kedekatan antara Mbah Moen dengan Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini. Sembari bercengkerama dengan tamu dan awak media, Mbah Moen kerap sekali memegang erat tangan Mahfud.

Mbah Moen mengingatkan peran ulama-ulama terdahulu sejak Walisongo hingga KH. Hasyim Asy'ari dalam perkembangan Islam di nusantara. Ulama-ulama ini berjalan dan bekerjasama dengan tokoh nasionalis untuk meraih kemerdekaan Indonesia.

"Sebaiknya Indonesia ini tidak dipisahkan, tidak bisa religius itu kecuali harus ada bersama nasionalisme. Antara Bung Karno dengan Mbah Hasyim Asy'ari. Nasionalisme dan religiusitas harus selalu berjalan bersama," pesan Mbah Maimoen kepada Mahfud MD.

Mahfud pun sangat kagum dengan ulama kharismatik NU ini. Mbah Moen, kata Mahfud, bisa dicatat sebagai referensi penting tentang nasionalisme Indonesia yang religius pada saat ini.

"Luar biasa. Saya sudah merasa mendapat ilmu seperti kuliah dua semester tentang Islam dan kebangsaan. Beliau masih ingat detail sejarah Nabi dan sahabatnya serta semua kebijakan negaranya yang madani, juga hafal sejarah perjuangan dan persahabatan Bung Karno dan Kiai Hasyim Asy'ari serta paham kenegaraan, kebangsaan, dan keagamaan keduanya," ungkap Mahfud. [dzk] 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news