Harga minyak dunia tengah terjun bebas akibat pandemik Covid-19. Harganya berkisar di angka 33 dolar AS per barel hingga 24 dolar AS per barel.
- Jelang Muktamar di Bali, DPC Bondowoso Solid Dukung Cak Imin Kembali Jadi Ketua Umum PKB
- Jokowi Cawe-cawe Pilpres, Panik Elektabilitas Anies Meningkat?
- 500 Mantan Babinsa di Indonesia Deklarasi Dukung Prabowo Gibran
Peristiwa ini seharusnya dimanfaatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk atur strategi menurunkan harga minyak nasional, sesuai dengan harga pasaran dunia.
Begitu kata Direktur Institute Development Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad Senin (13/4).
“Seharusnya harga BBM kita sudah turun, kan tiga bulan sekali ditinjau ulang. Jadi harus turun mengikuti perkembangan pasar. Kementerian ESDM juga seharusnya sudah melakukan evaluasi dan mengikuti perkembangan pasar,” ujarnya.
Tauhid mengatakan selama ini harga minyak selalu mengikuti perkembangan pasar. Pasalnya, minyak Indonesia ada yang dari impor, sehingga seharusnya pemerintah melakukan penurunan harga sesuai dengan pasar global.
“Harusnya turun harga, karena patokannya di pasar global. Ini belum turun,” tekannya.
“Ini tidak fair. Pemerintah tidak konsisten dalam penetapan harga BBM. Ini sudah lewat tiga bulan, maret. April ya harus sudah turun, kalau naik lagi ya disesuaikan,” demikian Tauhid, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anak Muda Probolinggo Gelar Dukungan untuk Gibran
- Banyak Momentum, Pertumbuhan Ekonomi Mestinya Melebihi 5,44 Persen
- Ahmad Riza Patria Sebut Prabowo Subianto Begitu Mencintai Rakyat Indonesia