Wakil Ketua Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikhsan Abdullah mengatakan, reuni akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Senin 2 Desember 2019 tidak perlu dilakukan, jika alasannya hanya untuk memobilisasi massa.
- Ganjar-Mahfud Didukung PMI Arab Saudi
- Selama Januari-Juni, KPK Sudah Sidik 160 Perkara
- Jamuan Terakhir Jokowi: Minta Maaf dan Pamit
"Hanya karena ini ingin memobilisasi masa. Saya berpendapat tidak perlu dilakukan, setop tahun ini," kata Ikhsan dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/11). .
Ikhsan menjelaskan, potensi mengangkat perekonomian umat sangatlah besar jika dana dari umat 212 dihimpun dan diarahkan untuk gerakan ekonomi maka efeknya akan sangat luar biasa.
"Ya dana dari umat potensinya besar sekali bila dapat dihimpun untuk mengangkat perekonomian dan kesejahteraan umat, maka multifier effeknya akan lebih besar dan kuat, daripada sekedar ghiroh (semangat) umat melalui reuni 212," ulas Ikhsan.
Direktur Indonesian Halal Watch itu juga mengajak umat mengambil hikmah dari sikap Muslim Malaysia. Mereka (muslim Malaysia) yang penduduk beragama Islamnya hanya 50 persen, tetapi umatnya bersatu hanya mengkonsumsi dan menggunakan produk halal.
"Maka ekonomi umat Islam di Malaysia tumbuh kuat dan terpaksa pelaku bisnis lainnya harus menyesuaikan, bandingkan dengan di negeri kita Umat Islam mayoritas 87 persen dari total penduduk Indonesia tapi ekonomi umat masih bagai buih," pungkas Ikhsan.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tahun Depan Kuota Haji Bisa Bertambah 204 Ribu Jemaah
- Terpilih Sebagai Presidium KAHMI Jatim, Dokter Agung Mulyono Tancap Gas Majukan UMKM
- Risma Nonaktifkan 21 Juta Data Ganda Penerima Bansos