Upaya pemerintah dalam menyelesaikan wabah Covid-19 perlu mendengarkan pendapat alternatif para ahli epidemiologi.
- Uji Klinis Vaksin Nusantara Diselesaikan Melalui Kesepakatan Tiga Lembaga
- Ratusan Warga Kabupaten Gresik Dinyatakan Positif HIV AIDS
- Bertambah 11.532 Orang, Tiga Provinsi di Jawa Masih Mendominasi Kasus Baru Covid-19
Menurut Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, pendapat para ahli penting agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi yang sudah berjalan setahun lebih.
"Pendapat para ahli perlu kita dengarkan agar kita bisa secepatnya keluar dari kasus wabah Covid-19," kata LaNyalla, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/4).
Hal lain yang tak kalah penting adalah soal ketersediaan vaksin Covid-19. Pemerintah, kata LaNyalla, perlu punya langkah strategis dalam mengantisipasi embargo AstraZeneca.
"Sebab, pasca-embargo di beberapa negara terjadi lonjakan penderita Covid-19," tutur LaNyalla.
Di sisi lain, saat ini hal yang paling tepat dilakukan pemerintah adalah dengan menerapkan pola hidup sehat serta penerapan protokol kesehatan.
"Maka, kebiasaan baru itulah yang harus kita galakkan. Selain penyelesaian penyediaan vaksin tetap kita usahakan untuk memberikan proteksi dari dalam," tutupnya.
Belum lama ini, ahli epidemiologi dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman mengungkapkan jika vaksin bukanlah solusi utama. Vaksin memang menunjang pengendalian Covid-19, namun protokol kesehatan dasar yang telah dibuat sebelumnya justru yang lebih utama.
Ia menjelaskan, banyak faktor yang memengaruhi dari program herd immunity, di antaranya resistansi pada vaksin, munculnya varian baru, dan menurunnya efikasi vaksin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Covaxin Dapat Persetujuan WHO, Mudahkan Orang India Bepergian ke Luar Negeri
- Ahli Epidemiologi Dorong Presiden Jokowi Pimpin Langsung Penanganan Covid-19
- Maksimalkan Layanan Kesehatan, Wali Kota Eri Bangun RSUD Surabaya Timur hingga Optimalisasi Layanan Puskesmas 24 Jam