Partai Nasdem memaksimalkan sayap organisasinya perempuan yakni Garnita Malahayati. Hal ini menyikapi minimnya partisipasi perempuan dalam kursi dewan legislatif di pusat maupun daerah.
- Perintah UU, Komisi II DPR RI Tegaskan Pilkada Tetap Dipilih Langsung
- Serap Aspirasi, Paslon Nomor 3 Bonus Ajak Dialog Mahasiswa Kota Madiun
- Pertengahan Juli, Nasdem Gelar Apel Siaga Perubahan di Gelora Bung Karno
"Kita difasilitasi partai Nasdem, seperti saya misalnya, kan kami diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk duduk di berbagai jabatan. Tidak hanya laki-laki, semua boleh menempati posisi dan jabatan di manapun, asal dia punya kapasitas, kapabilitas, dan akuntabilitas", kata Irma dalam seminar "Perempuan Nasdem Bisa" di kantor Bappilu Nasdem Jalan Arjuna Surabaya, dikutip Kantor Berita , Sabtu (15/12).
Namun di beberapa wilayah, masih dijumpai persoalan gender dalam memperebutkan kursi parlemen, padahal menurut aktivis buruh dari Partai Nasdem ini. Perempuan juga mempunyai hak yang sama dengan pria, memang bukan dalam hal fisik tapi intelektualitas kaum hawa tak kalah dengan kaum adam.
"Di partai Nasdem, yang namanya gender itu sudah selesai, sudah gak ada lagi. Karena kita lebih mengedepankan hak-hak perempuan dan laki-laki itu sama, setara tapi tidak bisa setara secara fisik, setaranya secara intelektualitas", tambah Perempuan kelahiran Lampung ini.
Sementara itu, Ketua DPW partai Nasdem Jatim Sri Sadjekti Sujunadi mengatakan, partai pimpinan Surya Paloh ini menyediakan 37% kuota caleg Perempuan untuk dapil Jawa Timur. Meski kuota yang disediakan melebihi dari ketentuan yang ditetapkan KPU, namun kondisi di lapangan masih dijumpai kendala seperti isu Perempuan tidak boleh menjadi wakil rakyat karena kultur masyarakat.
"Memang ada kendala-kendala yang masih melekat gitu, dalam Perempuan untuk menjadi calon anggota legislatif. Salah Satunya adanya kultur, ada beberapa juga caleg Perempuan yang sudah mendaftar kemudian mengundurkan diri, karena tidak mendapat persetujuan dari keluarga besarnya, kemudian yang masih muda mempunyai anak yang kecil-kecil dan dianggap bahwa apa namanya, nanti menjadi anggota dewan tidak bisa berkonsentrasi dalam membesarkan anak, ada juga yang seperti itu," urai Perempuan yang akrab disapa Jeanette.
Kendala kultur yang diduga menjadi penyebab minimnya keterlibatan Perempuan dalam pemilihan legislatif, seharusnya tidak perlu terjadi di jaman sekarang. Karena mantan artis seperti Vena Melinda yang duduk di kursi parlemen selama 9 tahun, sudah membuktikan bahwa kaum hawa juga bisa menampung aspirasi rakyat dan memperjuangkannya.
"Saya berprinsip, Sembilan tahun kan, saya sudah punya aset ya, aset dalam arti kata kedekatan secara emosional dengan masyarakat disana, saya rajin turun. Sembilan tahun itu sebulan sekali, kadang sebulan Dua kali saya itu turun dalam kapasitas sebagai DPR RI", ungkap Vena Melinda yang nekat maju Nyaleg DPR RI dari dapil 6 Jatim, kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DPRD Bondowoso Minta Revitalisasi BUMDes Untuk Tingkatkan Kinerja
- Diantar Belasan Pelajar, Advokat Bro Richard Daftar Bakal Calon Wakil Wali Kota di PSI Surabaya
- SBY-JK-Surya Paloh Duduk Semeja Bersama Anies-AHY di Pernikahan Putri Habib Salim Segaf