NWK: Terus Berkonflik Gerakan Tidak Pilih Hanura Di Banten Menggema

RMOLBanten. Salah satu pendiri partai Hanura di Banten advokat Nandang Wira Kusumah prihatin dan sedih dengan kondisi partai yang dibesarkannya ini.


Sebagai seorang advokat dirinya merasa heran dengan sikap Menkumham yang dengan mudahnya menerbitkan dan mencabut surat dalam hitungan yang tidak begitu lama.

"Padahal seluruh jajaran Partai Hanura bersama sama dewan pembina Partai Wiranto sedang dan sudah melakukan langkah langkah positip yang baik dan bijaksana untuk kedua belah pihak, terutama di Hanura Banten," katanya.

Diakui pendiri Serikat Petani Banten ini, pihaknya sudah melakukan komunikasi politik dengan pihak Ahmad Subadri untuk segera menyerahkan daftar para Bacaleg seluruh tingkatan untuk bersama-sama mempersiapkan tahapan pendaftaran tanpa memandang kubu mana.  

"Kita sudah bahas win-win solutionnya untuk kedua belah pihak dibawah kepemimpinan ketua Umum Oesman Sapta Oedang (OSO) dengan sekertaris jenderal Syafrudin Suding," katanya.

"Akan tetapi dalam hitungan jam saja Kemenhunham kembali mencabut surat terdahulu dengan menetapkan kembali OSO-Herry Lintung padahal telah dan sedang dilakukan konsolidasi internal," lanjutnya

Menyikapi hal tersebut, dirinya yang  semula akan legowo secara bersama-sama mencalonkan diri tanpa melihat kubu ini dan itu, akan kembali berfikir ulang untuk mengambil sikap dan kemungkinan tidak mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari Partai Hanura.

"Saya juga akan mengalihkan dukungan kepercayaan rakyat yang dulu telah memilih partai Hanura melalui saya sebagai caleg yang memiliki lumayan dukungan terutama di wilayah selatan zona 4 sebagai kampung halaman," ujarnya.

Dirinya juga akan menghimbau untuk tidak memilih partai Hanura yang sebagian pengurusnya tidak lagi mencerminkan partai yang menggunakan nurani dalam semua tindak dan langkahnya dalam berpartai.

"Bahkan sebagian para pengurus sedang menggagas gerakan jangan pilih Hanura di beberapa wilayah dan kemungkinannya lebih baik hijrah atau istirahat politik alias tidak nyaleg jika hal tersebut dimungkinkan," demikian kata lelaki kelahiran cibaliung yang juga tokoh eks aktifis 98 Radikal.

"Saya juga memutuskan untuk hijrah partai  atau tidak nyaleg. Salah satunya karena tidak terima pendiri partai telah dihina dan dicaci maki kurang patut oleh beberapa orang kubu OSO," tukasnya.[dzk]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news