Pakar Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali menyarankan pemerintah untuk melakukan social lockdown sebagai upaya pencegahan wabah virus corona di tanah air.
- Kisruh Politik PM Malaysia: Saling Tikam Mahathir, Muhyiddin, Dan Anwar Ibrahim
- Dua Personel Pengamanan TPS di Dogiyai Diserang Saat Bertugas
- Gubernur Khofifah Sebut KH Yusuf Hasyim Pejuang Sejati, Dukung Penuh Pengusulan Sebagai Pahlawan Nasional
"Hati-hati loh, lockdown yang sering disebutkan ini dalam pemahaman keamanan, bandara ditutup orang gak boleh keluar masuk. Tapi yang perlu kita kampanyekan sekarang namanya social lockdown," kata Effendi Gazali di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/3).
Menurutnya, lockdown dalam konteks keamanan itu perlu memperhitungkan juga.
“Kita yang secara ekonomi hanya dapat gaji harian misalnya, dan kita tidak bisa berpikir seperti negara lain yang ada social security-nya, dia gak kerja pun ada jaminan sosialnya," sambungnya.
Dia menjelaskan, istilah social lockdown dinilai lebih relevan untuk mengantisipasi wabah Covid-19. Sebab, dampak yang akan ditimbulkan tidak terlalu beresiko ketimbang lockdown menyeluruh.
"Social lockdown atau self lockdown itu artinya adalah lockdown sendiri oleh warga negara atau karena dia punya pemahaman sosial," katanya.
Lebih lanjut, Effendi Gazali menegaskan bahwa social lockdown yang tidak membutuhkan modal besar sedianya perlu dilakukan. Terlebih, asas gotong-goyong akan terasa jika dilakukan cara tersebut.
"Saya ingin menggarisbawahi, kita bisa melakukan namanya sosial lockdown atau self lockdown, modalnya Pancasila, gotong-royong dan bhinneka di dalamnya," pungkasnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ajak Santri se-Jombang Capai Indonesia Emas 2045, Yenny Wahid Sebut Mahfud MD Sosok Pemimpin yang Berani Tegakkan Hukum dan Sikat Korupsi
- Krisis Pengungsi Rohingya Berlarut, GMNI: Bukti Lemahnya Diplomasi Pertahanan
- Ribuan Perangkat Desa Janji Netral Di Pilkada Kabupaten Madiun