Pertemuan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dengan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dapat ditafsirkan sebagai upaya banteng moncong putih mengikat partai besutan Prabowo Subianto untuk berdiri di posisi yang sama menjaga Presiden Joko Widodo.
- Kerjanya Marah-marah, Jokowi Didesak Ganti Risma Dengan Mensos yang Sehat Jiwanya
- Tidak Ingin Terbuai Survei, AHY Minta Kader Demokrat Kerja Keras Menangkan Pemilu
- Gagal Tangani Covid-19, Jokowi Harus Perintahkan Kepala Daerah Berhenti Safari Politik
Berdasarkan analisa Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti, PDIP telah menangkap sinyal bahwa kegelisahan dan ketidakpuasan di tengah masyarakat atas kinerja pemerintah semakin tinggi.
Hal tersebut ditandai dengan maraknya mural dan protes-protes masyarakat. Artinya, jika tidak segera dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.
“Jadi itu mengikat Gerindra untuk tetap bersama-sama," kata Ray Rangkuti, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (27/8).
Cara PDIP mengikat Partai Gerindra ini juga bagian dari upaya untuk memberi penegasan kepada Jokowi untuk mengurangi dominasi Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Ini lantaran Jokowi selalu menganakemaskan Luhut Binsar Pandjaitan dan seolah tidak percaya dengan keberadaan kader kedua partai besar itu di kabinet.
“Jadi untuk mengurangi dominasi “anak emas” Pak Jokowi juga, LBP (Luhut Binsar Panjaitan). Sebab, peran LBP yang terlalu besar di dalam kabinet jelas menjadikan kader-kader terbaik PDIP dan Gerindra seperti kurang optimal," katanya.
"Tak satupun anggota kabinet dari partai ini yang dilibatkan di luar tugas pokok," demikian Ray Rangkuti.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sudah Merasa Mantab dan Yakin, Demokrat Kota Probolinggo Deklarasikan Anies Baswedan Sebagai Capres 2024
- Cuaca Ekstrem Bulan Januari 2025, Kunjungan Edukasi Bencana di BPBD Jatim Naik 59,7 Persen
- Buntut Penghinaan Nabi Muhammad, Menantu Habib Rizieq Tuding India Negara Teroris