Pembentukan Lumbung Pangan Jatim Mematikan Pedagang Kampung

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad mengkritik kebijakan Pemprov Jawa Timur yang membentuk lumbung pangan bagi warga terdampak Covid-19.


Menurut dia, kebijakan itu dinilai justru mematikan pedagang kecil di kampung yang sudah mengalami kesulitan saat pandemi Covid-19 mulai menyebar.

"Kalau lumbung pangan itu dijual kepada end user, kan pemprov masa sih tega menjadi saingannya pedagang kelontong di kampung-kampung," katanya ketika dikonfirmasi, Senin (20/40).

Sadad justru meminta agar Pemprov Jatim berharap agar Pemprov Jatim menggandeng pedagang kecil, dalam mendistribusikan bahan makanan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Gresik dan Lamongan. Dikatakannya, selama ini dia belum melihat kebijakan Pemprov Jatim di sektor ekonomi saat persiapan pelaksanaan PSBB.

"Ini kan akan diterapkan PSBB. Tetapi kebijakan sektor ekobmi masih belum terlihat," tambah Sekretaris DPD Gerindra Jatim itu.

Menurut Sadad, Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya harus segera berkoordinasi untuk meminimalisir dampak ekonomi yang timbul bagi kelas menengah ke bawah, ketika nanti PSBB diterapkan.

Berbagai macam bantuan harus dipetakan dengan detail, agar nantinya tidak tumpang tindih dan sebarannya bisa merata, menjangkau masyarakat yang kurang mampu.

"PSBB itu Pemkot dan Pemkab kan, bukan semata Pemprov. Bantuan untuk masyarakat ini pos nya dari Pusat, Prov, dan kab/kota. Bagaimana overlaynya? yang dicover provinsi siapa? Kalo ga jelas, bisa tumpang-tindih, ada PKH, ada BPNT, ada dari pemprov, ada pula kab/kota sbg konsekuensi PSBB," pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, telah membuka Lumbung Pangan Jatim yang berada di Jatim Expo. Ini disediakan untuk warga terdampak pandemi Covid-19.

“Masyarakat  bisa membeli keperluan rumah tangga seperti beras, gula, minyak goreng, telur ayam, frozen food, minuman, mi instan, bawang putih, dan produk lainnya. Ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan logistik masyarakat dan lokasinya pun mudah diakses,” jelasnya.

Khofifah mengatakan stok beras saat ini sekitar 3,3 juta ton. Menurutnya ketersediaan beras masih mencukupi hingga Juni.
 

“Estimasi luas lahan penghasil panen beras di Jatim mencapai 433 ribu hektare, sehingga Bulog Jatim menyampaikan ketersediaan beras tercukupi,” katanya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news